Eks Mendag Lutfi Cerita Kisah Sukses Hilirisasi Indonesia, China-Eropa Sempat Ketar-ketir

Eks Mendag Lutfi Cerita Kisah Sukses Hilirisasi Indonesia, China-Eropa Sempat Ketar-ketir
Eks Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Foto: Ricardo/JPNN.com

Pada Desember 2019, lanjut Lutfi, Presiden Joko Widodo mulai melarang ekspor ore nikel. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang memberhentikan ekspor tersebut.

Pascalarangan, nilai ekspor Indonesia pun meroket. China lantas menerapkan kebijakan bea masuk tindak pengamanan (BMTP) atau safeguard dengan penalti 20 persen sejak akhir 2020.

Negeri Panda ifu melakukan hal ini agar industri baja nirkaratnya tidak hancur karena Indonesia.

Neraca perdagangan pada Desember 2019 ekspor ore Indonesia yang berbasis nikel USD 1,1 miliar atau setara Rp 17,4 triliun.

Lalu, pada Januari 2020, ekspor yang berbasis nikel yang sudah diolah menjadi stainless steel menjadi US Dolar 10,86 miliar atau setara Rp 171,8 triliun.

“Ada 11 kali nilai tambah, ekspor lagi ke China 69 persen. Kemudian, industri China yang paling kompetitif di dunia kalah sama Indonesia, dikasih barrier (hambatan tarif 20 persen),” kata dia.

Luthfi, yang saat itu merupakan menteri perdagangan periode 2020—2022, sempat khawatir bahwa kebijakan itu bakal menurunkan ekspor Indonesia.

Namun, neraca perdagangan Indonesia dengan China ternyata tetap mencatatkan hasil positif bagi ekspor Indonesia di mana pengiriman baja nirkarat tumbuh hampir dua kali lipat.

Lutfi menceritakan kisah suskes hilirisasi yang dilakukan pemerintah Indonesia, hingga membuat negara-negara maju ketar ketir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News