Ekspatriat Dituding Turut Tularkan Virus HIV

Ekspatriat Dituding Turut Tularkan Virus HIV
Ekspatriat Dituding Turut Tularkan Virus HIV

jpnn.com - CILEGON-Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cilegon, Edi Ariadi mengatakan warga kota itu semakin rawan terinfeksi virus HIV/AIDS.

Selain dari pekerja seks komersial (PSK), narkoba, penyebaran virus mematikan itu juga bisa disebarkan oleh warga asing atau ekspatriat yang semakin marak bekerja di kota itu.

”Kota Cilegon ini rawan penyebaran HIV/AIDS. Sebab selain daerah transit antarpulau, juga merupakan lumbung industri. Terlebih ekspatriat banyak di sini. Termasuk warga Korea yang datang ke Kota Cilegon mungkin saja ada yang terinfeksi HIV/AIDS. Oleh sebab itu harus terus diawasi,” terang Edi Ariadi yang juga Wakil Wali Kota Cilegon dalam kunjungan tim assistensi KPA Provinsi Banten ke Kota Cilegon, kemarin (29/1).
        
Edi juga menjelaskan, pengawasan tersebut dengan cara terus melakukan sosialisasi bahaya penularan HIV/AIDS dan pemeriksaan di titik-titik yang menjadi ancaman penyebarannya, seperti tempat hiburan malam.

”Memang persoalan penyebaran HIV bukan hanya dari warga Korea, tetapi juga dari perempuan kita (pribumi) yang mungkin menawarkan diri,” katanya juga.

Karena itu, dia mengaku akan mencegah kemungkinan tersebarnya virus HIV/AIDS dengan cara terus melakukan pemeriksaan kepada para pekerja seks. ”Intinya kerja penanggulangan HIV/AIDS di Kota Cilegon harus banyak terjun langsung ke masyarakat,” tuturnya.
        
Sementara itu, Ketua Tim Asistensi KPA Provinsi Banten dr Santoso Edi Budiono, mengatakan sesuai hasil rapat kerja tahun 2014, penanggulangan HIV/AIDS lebih mendahulukan pencegahan dari pada pengobatan.

”Disepakati, yang perlu kita lakukan penanggulangan HIV/AIDS adalah pencegahan, pencegahan dan pencegahan. Baru setelah itu pengobatan,” katanya.
      
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Cilegon dr Arriadna, mengatakan, kelompok berisiko HIV/AIDS adalah PSK, ibu rumah tangga (IRT), waria dan pelanggan PSK.

”Sebenarnya semua orang berisiko. Untuk profesi berisiko selain ekpatriat, sopir truk bahkan juga karyawan perusahaan. Makanya kita beberapa kali melakukan sosialisasi untuk karyawan dan ada juga perusahaan yang mengundang kita untuk sosialisasi tentang ini. Intinya hati-hati,” ujarnya.

Berdasarkan data Dinkes Kota Cilegon, jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Cilegon hingga tahun 2013 tercatat sebanyak 326 kasus yang tersebar di seluruh kecamatan. Virus HIV menginfeksi warga Kota Cilegon sejak 2005 silam. Dari data tersebut, warga yang terpapar virus HIV mencapai 229 kasus dan sudah terjangkit AIDS sebanyak 97 orang yang 69 orang di antaranya meninggal dunia.
        
Di bagian lain, PIt KepaIa Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (DKCS) Kota Cilegon, Taufiqurrahman mengatakan akan segera mengambil langkah operasi yustisia atau kependudukan di wiIayah itu guna mencegah terjadinya penularan HIV.

CILEGON-Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cilegon, Edi Ariadi mengatakan warga kota itu semakin rawan terinfeksi virus HIV/AIDS. Selain

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News