Ekspedisi Batanghari 2023 Mendekatkan Kembali Masyarakat pada Peradaban Sungai
jpnn.com, JAMBI - Tidak kurang dari 50 orang peserta Ekspedisi Batanghari yang terdiri dari akademisi, peneliti, aktivis lingkungan, pemerintah daerah setempat, serta para jurnalis, dan pegiat media sosial memulai penelusuran dari dermaga perahu di Jembatan Sungai Dareh, Kecamatan Pulau Punjung.
Tim menyusuri kawasan hulu sungai menuju ke kawasan Candi Pulau Sawah di Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya.
Sungai Batanghari di hulu telah banyak tercemar oleh aktivitas pertambangan.
Selain pertambangan, ada juga problem sampah dan sedimentasi yang turut menyumbang tinggi muka air (TMA) rata-rata yang pada gilirannya meningkatkan risiko banjir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jambi Varial Adhi Putra mengakui bahwa kondisi air sungai saat ini sudah keruh.
“Dulu jernih, sekarang keruh karena ada aktivitas penambangan. Terutama di hulu ada tambang emas, hilir ada tambang batu, kerikil, dan pasir,” katanya kepada tim ekspedisi.
Selain aktivitas penambangan, permasalahan sampah juga menjadi soal pencemaran air sungai.
“Sedang digalakkan paradigma baru dalam persoalan sampah. Pihaknya gencar mensosialisasikan pemilahan dan pengolahan sampah. Serta kampanye agar tidak membuang sampah di sungai,” ujar dia.
Tidak kurang dari 50 orang peserta Ekspedisi Batanghari 2023 memulai penelusuran dari dermaga perahu di Jembatan Sungai Dareh, Kabupaten Dharmasraya.
- Ribut dengan Suami, IRT Nekat Terjun ke Sungai
- Festival Kenduri Swarnabhumi 2023 Sukses jadi Cara Memajukan Kebudayaan Melayu
- Tenggelam Saat Mencari Besi di Sungai Batanghari, Piter Ditemukan Meninggal Dunia
- Pengumuman Kelulusan PPPK 2023, Honorer Pasti Senang Punya Bupati Seperti Ini
- Antisipasi Banjir, Anak Buah Heru Budi Kerja Bakti di Sungai hingga Waduk
- Konon Daerah Bodetabek Minta Bantuan PAM Jaya Mengelola Air Waduk dan Sungai