Fasli Jalal: Pandemi Covid-19 Mengancam Ketahanan Nasional

Fasli Jalal: Pandemi Covid-19 Mengancam Ketahanan Nasional
Rektor Universitas Yarsi Prof Fasli Jalal mengatakan, pandemi Covid-19 mengancam ketahanan nasional. Foto tangkapan zoom

jpnn.com, JAKARTA - Rektor Universitas Yarsi Prof Fasli Jalal mengatakan pandemi Covid-19 mengancam ketahanan nasional. Penyakit ini mengancam segala sendi kehidupan, bukan hanya kesehatan dan ekonomi tetapi juga sosial.

"Dari 120 ribu warga kita meninggal dan lebih dari 3 juta lainnya terinfeksi. Memang ada yang sudah sembuh tetapi mereka memiliki gejala lanjutan yang mengganggu kualitas hidupnya," kata Prof Fasli Jalal dalam sambutannya pada Kuliah Umum Membangun Ketahanan Nasional di Masa Pandemi Covid-19 secara daring, Senin (23/4).

Akibat pandemi ini, lanjutnya, pelayanan kesehatan masyarakat baik di rumah sakit, Puskesmas hingga yang terendah yakni Posyandu menjadi tidak maksimal. Kalaupun ada, layanannya terancam kurang bermutu dan sering terlambat diberikan bagi yang pasien non Covid-19. 

"Karena semua fokus pada pandemi sehingga yang memiliki penyakit lain kurang maksimal tertangani," kata mantan wakil menteri pendidikan nasional ini.

Selain kualitas pelayanan kesehatan, terjadi kelangkaan obat-obatan, pasokan oksigen, ventilator, juga alat medis lainnya untuk menangani Covid-19. Semuanya ini menjadi ancaman bagi ketahanan nasional di bidang kesehatan. 

"Semua ancaman itu mengganggu ketahanan nasional kita sebagai sebuah bangsa. Ini tentu tidak boleh terjadi lagi di masa depan," katanya.

Di bidang ekonomi pun mengalami nasib serupa.  Beberapa pekerjaan hilang, pendapatan berkurang karena ekonomi lumpuh. Hal ini diperparah dengan harga-harga untuk beberapa komoditas melonjak dan totalitasnya kehidupan menjadi sulit. 

"Akhirnya banyak yang jatuh miskin akibat kontraksi ekonomi. Alhamdulillah tahun ini sudah mulai membaik," ujarnya.

Rektor Universitas Yarsi Prof Fasli Jalal mengatakan, pandemi Covid-19 mengancam ketahanan nasional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News