Gafatar Terlarang dan Berbahaya, Polisi Buru Pimpinannya

Gafatar Terlarang dan Berbahaya, Polisi Buru Pimpinannya
dr Rica saat diamankan di Polda DIJ. FOTO: Radar Jogja/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA - Ditemukannnya dokter Rica dan anaknya yang dilaporkan hilang sejak 30 Desember 2015 menguak fakta lebih besar. Polisi menduga dokter Rica sedang direkrut organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) atau bernama lain Negara Karunia Semesta Alam (NKSA). Apalagi, ditemukan banyak sekali kasus sejenis di banyak daerah. 

Tak mau jatuh korban lebih banyak, Polri menyatakan Gafatar atau NKSA sebagai organisasi berbahaya dan memburu para pimpinannya. 

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sudah menetapkan Gafatar sebagai organisasi terlarang dan berkoordinasi dengan kepolisian daerah untuk memantau aktivitas anggota-anggotanya.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, dengan adanya laporan bahwa Gafatar banyak terlibat dalam kasus penculikan dan rekrutmen orang secara ilegal, Kemendagri memastikan Gafatar sebagai organisasi terlarang. 

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengatakan bahwa kelompok Gafatar berbahaya. Meski belum ditemukan adanya deteksi ancaman teror dari kelompok tersebut, Anton menyatakan bahwa Gafatar berbahaya karena menyebarluaskan ideologi yang tidak sesuai dengan ajaran agama. 

"Gerakan mengatasnamakan agama, tetapi tidak sesuai dengan agama itu berbahaya. Bukan menyerang fisik, tetapi ideologi. Mereka (Gafatar) mengaku Islam, tapi tidak salat, puasa, tidak naik haji, bahaya dari sisi ideologis," terang Anton di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.

Anton menduga kelompok tersebut menyasar kalangan muda untuk mengikuti ajarannya. Dia mencontohkan munculnya kasus Rica yang hilang lantaran mengikuti ajaran kelompok Gafatar.

"Semua kalangan akan mereka rekrut. Polisi dan wartawan juga, anak-anak hingga dewasa. Kecenderungannya lebih banyak ke orang-orang muda karena dari sisi produktivitas mereka," jelas dia.

JAKARTA - Ditemukannnya dokter Rica dan anaknya yang dilaporkan hilang sejak 30 Desember 2015 menguak fakta lebih besar. Polisi menduga dokter Rica

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News