Gaji Orang Indonesia tak Seberapa Jika Dibanding Pekerja di Jepang

Gaji Orang Indonesia tak Seberapa Jika Dibanding Pekerja di Jepang
Diskusi bertajuk 'Peran Pemuda Sebagai Tulang Punggung Pemanfatan Bonus Demografi, Tantangan dan Peluang Ekonomi dalam Menyongsong Indonesia Emas pada Tahun 2045' di Jakarta, Sabtu (15/2). Foto: humas PGK for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA -  Ketua Umum DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Bursah Zarnubi mengatakan, Jepang merupakan salah satu negara yang mengelola bonus demografi dengan baik.

Bahkan, menurutnya, di Jepang, di tengah penurunan angkatan kerja ekonominya tumbuh mengagumkan mengalahkan Amerika dan Eropa.

Hal ini disampaikan Bursah dalam diskusi yang diselenggarakan DPP PGK bertajuk 'Peran Pemuda Sebagai Tulang Punggung Pemanfatan Bonus Demografi, Tantangan dan Peluang Ekonomi dalam Menyongsong Indonesia Emas pada Tahun 2045' di Jakarta.

Menurut Bursah, angkatan kerja di Jepang saat ini satu orang menanggung dua orang. Sementara di Indonesia, dua orang angkatan kerja menanggung satu orang usia nonproduktif.

Artinya, Jepang sudah melewati ledakan bonus demografi tetapi ekonominya tetap stabil meskipun penduduk usia non-produktifnya saat ini sedang tinggi-tingginya.

“Ini yang membuat dunia kaget, di saat deflasi permanen dan di tengah penurunan tenaga produktif, kok ekonomi Jepang tumbuh mengagumkan, padahal sekarang puncak-puncaknya Jepang didominasi usia 75 tahun sampai 90 tahun,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE Indonesia) Muhammad Faisal. Dia bahkan menyimpulkani Jepang sudah lulus jadi negara maju.

"Sekarang pendapatan perkapitanya hampir USD 40.000, sedangkan kita (Indonesia) baru sekitar USD 3.900. Jadi gaji kita ini 1/10 orang Jepang,” ucapnya.

Indonesia masih punya waktu untuk menaikkan pendapatan menuju negara high income.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News