Gapki Ungkap Faktor Kelangkaan Minyak Goreng, Tak Disangka
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengungkapkan fenomena kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini.
Menurut Joko, kelangkaan itu terjadi akibat kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya belakangan ini sangat besar menyusul lahan perkebunan sawit semakin terbatas.
"Sementara itu, permintaan minyak goreng terus meningkat," ungkap Joko, Selasa (8/1).
Selain itu, faktor cuaca juga memengaruhi penurunan produksi CPO dalam dua tahun terakhir dan ikut mendorong kenaikan harga.
Data Gapki menunjukkan pada 2020, produksi CPO turun 0,3 persen dari 47,18 juta ton pada 2019.
Pada 2021 produksi CPO Indonesia mencapai 46,88 juta ton. Angka ini berkurang 0,31 persen dari produksi 2020 yang mencapai 47,03 juta ton, sedangkan, produksi 2022 diperkirakan meningkat sebesar 4,52 persen menjadi 49 juta ton.
Sebelumnya, beberapa pekan ini masyarakat kembali mengeluh dengan kelangkaan minyak goreng yang terjadi di pasaran.
Berdasarkan pengamatan JPNN.com, secara langsung di minimarket dan supermarket di wilayah Jakarta Selatan minyak goreng tidak tersedia, bahkan di toko kelontong menawarkan dengan harga yang tinggi.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengungkapkan terkait kelangkaan minyak goreng.
- Cermati Perkembangan Global, BRI Lebih Fokus ke Tantangan Domestik Melalui Pemberdayaan UMKM
- 3 Tantangan Pemerintah Setelah Suku Bunga Acuan BI Naik, Wajib Bersiap!
- Catatan Lengkap Kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Terbaru
- World Public Relations Forum 2024 jadi Sarana Meningkatkan Peran Humas Global
- Cerita AO PNM dari Tanah Mataram, Tangguh jadi 'Kartini' Keluarga
- Begini Strategi Awal PalmCo Pasca-Efektif KSO & Kelola Perkebunan Sawit Terluas di Dunia