Gara-gara Terpeleset, Tewas Diseret Ombak

Gara-gara Terpeleset, Tewas Diseret Ombak
Gara-gara Terpeleset, Tewas Diseret Ombak

TAPAKTUAN - Tiada angin, tiada hujan, gelombang lautpun lagi teduh. Namun kondisi bersahabat itu malah menelan korban jiwa. Salah seorang penduduk Labuhanhaji Timur, tewas diseret ombak. Bahkan baru kemarin sore, mayatnya  ditemukan setelah 19 jam terbenam di dasar laut.
 
Peristiwa yang mengejutkan dan berakhir dengan merengang nyawa, menimpa M.Harun (35), berdomisili di desa Paya Peulumat, kecamatan Labuhanhaji Timur kabupaten Aceh Selatan. Informasi dihimpun Metro Aceh (Grup JPNN), pada pukul 14.00 wib, awalnya korban beranjak dari rumah menuju kebun miliknya di kawasan pinggiran laut desa setempat.

Lelaki mengindap penyakit ayan (epilepsy) atau sawan tersebut,  diduga melintasi jalan rumit di celah bebatuan pinggiran laut. Dugaan sementara korban jatuh akibat terpeleset di batu karang.

"Begitu tercebur langsung disambar ombak dan diseret arus," kata Mey Fendri Satgas SAR Tapaktuan, Selasa (23/7), sebagaimana dikutip dari pengakuan warga.

Bahkan penduduk tidak tau persis, apakah korban terpeleset ketika  melintasi di bebatuan atau penyakitnya kumat.

"Banyak orang mengatakan ia terpeleset ketika hendak cuci tangan dipinggir laut. Tubuh korban tidak berdaya saat digulung gelombang. Sebagai barang bukti, warga hanya menemukan parang milik korban yang tergeletak di tepi pantai,” ujar Ketua Satgas SAR Aceh Selatan itu.

Mendapat laporan tentang ada warga ditelan gelombang, sejak kemarin pihak SAR dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama masyarakat, kepolisian dan TNI, terus berusaha melakukan pencaharian dengan mengunakan fasilitas lengkap.

“Kami telah memasang tenda dan melakukan penyisiran siang dan malam. Alhamdulillah jasad korban sudah ditemukan pada pukul 09.00 wib pagi,”  demikian pesan singkat dari Satgas SAR dalam koordinasi lanjutannya.

Kapolsek Labuhanhaji Timur, Ipda Zetra Hamidi yang dikonfirmasi koran ini, membenarkan warganya atas nama M. Harun, penduduk Paya Peulumat, tewas akibat diseret ombak. Peristiwa yang mengakibatkan korban menemui ajal tersebut terjadi kemarin. Setelah lebih kurang 19 jam terbenam, mayatnya baru ditemukan pada pukul 09.00 wib pagi, dan telah di fardhu kipayahkan di kediamannya.

TAPAKTUAN - Tiada angin, tiada hujan, gelombang lautpun lagi teduh. Namun kondisi bersahabat itu malah menelan korban jiwa. Salah seorang penduduk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News