Gejala Deindustrialisasi Makin Nyata, Legislator Minta Jokowi Bertindak

Gejala Deindustrialisasi Makin Nyata, Legislator Minta Jokowi Bertindak
Ilustrasi- Industrik manufaktur dalam negeri menurun produksinya karena deindustrialisasi. Ricardo/JPNN.com

"Kalau faktanya kontribusi sektor industri bagi pembangunan ekonomi Indonesia justru terus melorot seperti yang ada selama ini, maka kita jadi prihatin," kata Mulyanto.

Sebelumnya diberitakan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI mencatat rata-rata pangsa manufaktur terhadap PDB di periode kedua Presiden Joko Widodo atau Jokowi mencapai level yang terendah.

Kondisi ini diperkuat dengan data OECD mengenai nilai tambah manufaktur sebagai bagian produksi juga menunjukkan tren penurunan di Indonesia dalam dua dekade terakhir.

Sejak Presiden Jokowi menjabat pada tahun 2014, rata-rata nilai tambah manufaktur adalah sekitar 39,12 persen, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata pada masa Presiden Megawati (43,94 persen) dan Presiden SBY (41,64 persen).

Akibat, tidak berkembangnya industri manufaktur, maka kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) turun drastis secara konsisten dari saat periode 2002 sebesar 32 persen menjadi hanya 18,3 persen pada 2022.

Mulyanto menegaskan agar di sisa masa pemerintah, Jokowi bisa membenahi tata kelola industri nasional secara terintegrasi, terencana dan fokus.

"Jangan malah sibuk mengurus kampanye," pungkas Mulyanto.(mcr10/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai gejala deindustrialisasi dini sangat berbahaya dan harus dihentikan.


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News