Gelombang Tenang, Kapal Mulai Berlayar dari Tanjung Perak

Gelombang Tenang, Kapal Mulai Berlayar dari Tanjung Perak
Penumpang menunggu jadwal keberangkatan. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Ketinggian gelombang di Laut Jawa kian menyusut. Sejumlah kapal mulai melakukan perjalanan kembali kemarin (2/1). Sebelumnya, otoritas pelabuhan Tanjung Perak memberlakukan larangan ke sejumlah pelayaran karena cuaca buruk. 

Berdasar informasi di posko Natal dan tahun baru (Nataru), ada sepuluh kapal motor (KM) yang berangkat secara bergantian. Mereka memiliki tujuan yang beragam. Sebagian besar kapal berangkat ke Banjarmasin.

Salah satunya KM Kumala yang berangkat dini hari kemarin. Angkutan laut milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) itu berangkat ke Kalimantan dengan membawa 117 penumpang. "Lumayan penuh. Ada sopir dan kendaraan roda empat juga yang diangkut," kata staf operasi PT DLU Mochamad Chamdani.

Dia menjelaskan, sebelumnya rute ke Banjarmasin memang mati gara-gara terkendala gelombang tinggi. Kondisi laut yang mengkhawatirkan membuat kapal tak bisa berangkat. Hal itu sempat berimbas pada penumpukan penumpang di ruang tunggu.

Ketua Kelompok Prakirawan BMKG Tanjung Perak Ari Wijajanto menjelaskan, ketinggian gelombang di Laut Jawa terus turun. Dari 3,5 meter, gelombang berkurang menjadi 2 meter dan diprediksi terus turun. Meski begitu, BMKG mengimbau nakhoda untuk tetap waspada.

"Kami meminta nakhoda tetap mempertimbangkan peralatan keselamatan. Wajib rutin pantau cuaca," kata Ari. Menurut dia, saat ini awan cumulonimbus (CB) bisa muncul sewaktu-waktu. Cuaca buruk bisa terjadi kapan pun.

Ari meminta nakhoda memperhatikan kondisi cuaca lokal. Angin kencang bisa saja muncul saat perahu di tengah lautan. BMKG, lanjut Ari, terus memantau cuaca untuk memastikan keamanan berlayar. 

"Tidak bisa disepelekan. Cuaca berkaitan dengan keselamatan," tambah Ari. Dia menyebut, ada satu kapal yang nekat berangkat ke Balikpapan. Kapal itu akhirnya kembali lagi setelah terhalang gelombang tinggi di sekitar Madura. Sebagian muatan berupa truk ambruk di dalam kapal.

Ari meminta nakhoda memperhatikan kondisi cuaca lokal. Angin kencang bisa saja muncul saat perahu di tengah lautan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News