GeNose Tak Terkatakan

Oleh Dahlan Iskan

GeNose Tak Terkatakan
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

Meski bisnis ini sulit ditiru tetap saja kecepatan tidak boleh diabaikan. Tetap saja momentum adalah faktor  penentu. Kalau produksi GeNose ini tidak didukung bersama, bisa-bisa UGM kehilangan momentum.

GeNose adalah juga salah satu momentum bagi ilmuwan Indonesia. Untuk bisa menjadi tuan di negeri sendiri. Di bidang ini. Bahkan punya potensi bisa ekspor secara besar-besaran.

Prof Kuwat dan Dokter Dian sendiri sebenarnya bukan pasangan baru. Bukan baru di GeNose.

Keduanya sebenarnya sedang mengerjakan penelitian bidang sakit napas dan lumpuh layu, tetapi karena ada Covid penelitian pun dibelokkan dulu ke GeNose. Kebetulan masih satu garis.

Hanya saja, kalau semula namanya e-Nose, kini menjadi GeNose –ditambah Gadjah Mada di depannya.

Dian sendiri lahir di Malang. SMA-nya di SMAN 1 Malang. Lalu masuk fakultas kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.

Setelah ditugaskan di berbagai pelosok Nusantara (Aceh, Poso, Papua, dll) Dian masuk S-2 UGM. Lalu meneruskan S-3 di Kobe, Jepang.

Setelah mendapat gelar doktor, Dian dilarang pulang. Harus mengajar dulu di Jepang selama 2 tahun.

Soal GeNose, UGM kelihatannya tidak ingin jatuh ke kapitalisme besar. UGM memilih perusahaan kecil sebagai partner.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News