Geopolitik Mengguncang Ekonomi Dunia, Harga Emas Ambyar
jpnn.com, JAKARTA - Harga emas anjlok pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).
Penurunan harga emas hari ini terjadi di tengah tekanan dari imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi dan USD yang lebih kuat serta menjelang pembicaraan damai Rusia-Ukraina.
Di sisi lain, kekhawatiran atas inflasi membatasi penurunan harga emas lebih jauh.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, jatuh USD 14,4 atau 0,74 persen menjadi ditutup pada USD 1.939,80 per ounce, memperpanjang penurunan akhir pekan lalu.
Pada Jumat (25/3/2022), emas berjangka melemah USD 8,0 atau 0,41 persen menjadi USD 1.954,20, setelah melonjak USD 24,9 atau 1,29 persen menjadi USD 1.962,20 pada Kamis (24/3/2022).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan mencapai level tertinggi sejak April 2019 pada hari tersebut.
Imbal hasil obligasi terkatrol oleh taruhan kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve untuk melawan inflasi yang melonjak.
Kendati demikian, kenaikan suku bunga AS meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Harga emas anjlok pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) akibat geopolitik dunia.
- Pakar Sebut Prabowo Mampu Lanjutkan Strategi Geopolitik Jokowi
- 3 Tantangan Pemerintah Setelah Suku Bunga Acuan BI Naik, Wajib Bersiap!
- Catatan Lengkap Kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Terbaru
- Harga Emas Antam Anjlok Lagi, jadi Sebegini
- Mendagri Tito Ingatkan Pemda Jaga Inflasi di Tengah Instabilitas Global
- Ekonom Ungkap Amunisi untuk Mempertahankan Rupiah