Gerakan Seribu Rupiah Untuk Penderita GBS

Gerakan Seribu Rupiah Untuk Penderita GBS
Shafa, penderita Gullain Barré Syndrome (GBS) yang sudah hampir setahun hidup dengan ventilator di Rumah Sakit (RS) Carolus, Jakarta. Foto: dok/JPNN
Muhammad Azka Arriziq (4,2) sudah divonis terserang GBS. Sejak 21 Juli hingga hari ini, Azka masih hidup bagaikan manusia robot di ruang ICU RSCM Jakarta. Kondisi tubuhnya sama sekali tidak bergerak meskipun jantungnya masih berdetak. Seluruh gerak motorik tubuh Azka, termasuk paru-paru, juga tidak bisa bekerja dan harus bergantung hidup pada ventilator. Biaya perawatan Azka sudah mencapai Rp 100 juta.

Adapun Shafa Azalia (4,7) sebelumnya selama 10 bulan dirawat di RS St Carolus, Jakarta. Sejak 17 Oktober 2010, orangtua Shafa sudah menghabiskan biaya hingga Rp600 juta. Mereka masih berutang sekitar Rp300 juta kepada RS St Carolus. Hingga saat ini, Shafa harus hidup dengan ventilator yang dilubangi melalui lehernya. Tidak ada yang tahu bahkan Menteri Kesehatan sekalipun, kapan Azka dan Shafa akan pulih dan bisa hidup normal kembali.

Awal Agustus lalu, Azka dan Shafa dipindahkan ke RS Cipto Mangunkusumo untuk diberikan penanganan lanjutan. Namun Menkes Endang tidak bisa memastikan kapan kesembuhan bagi dua balita ini pasien GBS ini.

"Pemerintah hanya sanggup memberikan bantuan setengahnya, sisanya diharapkan dari donatur. Sementara kami para orang tua pasien GBS sudah habis-habisan. Mudah-mudahan dengan adanya gerakan ini, Azka dan Shafa bisa tetap bertahan hidup," kata Zulkarnain.

JAKARTA - Kepedulian kepada dua pasien penyakit langka Gullian Barre Syndrome (GBS) Azka (4,3) dan Shafa (4,7) mulai menggeliat. Guna merangkul lebih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News