Getol Mengeroyok Sampah agar Labuan Bajo Tetap Indah

Getol Mengeroyok Sampah agar Labuan Bajo Tetap Indah
Labuan Bajo. Foto: Kemenpar

jpnn.com, LABUAN BAJO - Upaya memoles Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai destinasi unggulan memang tak bisa oleh dilakukan satu pihak saja. Perlu upaya keroyokan dengan spirit “Indonesia Incorporated” untuk membuat destinasi wisata di Kabupaten Manggarai Barat itu kian moncer di mata dunia.

Salah satu persoalan terbaru yang dialami Labuan Bajo dan perlu dikeroyok adalah masalah sampah. Karenanya, pada Senin lalu (5/6) ada pertemuan khusus untuk membicarakan masalah sampah di Labuan Bajo.

“Sampah itu menjadi musuh bersama oleh semua negara. Termasuk sampah plastik yang sudah mulai banyak mencemari laut yang dimakan ikan dan ikannya juga turut tercemar,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Lebih lanjut Arief mengatakan, merujuk Travel Tourism Competitiveness Index, penanganan sampah juga menjadi salah satu isu utama. Sampah menjadi satu dari 14 pilar yang dinilai oleh Word Economic Forum.

“Karena itu, semua yang terkait soal manajamen sampah harus segera diurus. Kita sudah memasuki gawat darurat sampah,” ungkap Arief.

Anak buah Arief di Kemenpar pun harus bekerja cekatan. “Persoalan sampah ini perlu ditangani dari hulu hingga hilir,” ujar Shana Fatina selaku person in charge (PIC) Labuan Bajo pada Pokja Percepatan Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Shana menjelaskan, dalam pertemuan itu telah dibahas upaya percepatan penanganan sampah di Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo (TNK). Guna mempercepat penanganan sampah, ada usulan tentang dana alokasi khusus (DAK) untuk Kabupaten Manggarai Barat.

Lebih lanjut dia menuturkan bahwa untuk persoalan di hulu, saat ini dalam sehari ada 600 kilogram sampah dari masyarakat di wilayah Labuan Bajo. Sedangkan sampah dari wisatawan sekitar 6 kilogram per hari.

Upaya memoles Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai destinasi unggulan memang tak bisa oleh dilakukan satu pihak saja. Perlu upaya keroyokan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News