Guru di Perbatasan, 6 Bulan Hanya Digaji Rp500 Ribu

Guru di Perbatasan, 6 Bulan Hanya Digaji Rp500 Ribu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerima kedatangan guru-guru dari daerah terdepan, terluar dan tertinggal di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin (9/7). Mendikbud M. Nuh menemui 21 guru yang berasal dari Aceh, NTT dan Papua. M. Nuh menjelaskan bahwa guru-guru tersebut merupakan sumber inspirasi bersama bagi masyarakat umum. Foto : Arundono/JPNN
JANJI pemerintah pusat untuk memberikan tunjangan khusus kepada para guru yang mengajar di daerah perbatasan, pedalaman, atau pun daerah tertinggal, ternyata hanya hisapan jempol belaka.


NICHA RATNASARI – JPNN

Susana Mofu adalah seorang guru yang mengajar di Papua ini hanya dibayar dengan upah yang besarannya sangat minim dan tidak layak. Kendati demikian, Susana pun tetap semangat untuk mengajar karena memang berniat untuk memajukan pendidikan di wilayah perbatasan.

Susana Mofu, adalah wanita berusia 34 tahun yang hidup di wilayah perbatasan dan pedalaman Biak, Papua. Susana—begitu dirinya akrab disapa, juga merupakan seorang janda beranak satu yang sudah selama tujuh tahun ini mengabdikan dirinya sebagai guru honorer di SD Inpres Sumberker, Biak, Papua.

 Meskipun dirinya telah lama mengajar di wilayah perbatasan, namun nampaknya kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat. Buktinya, dirinya hanya menerima upah sebesar Rp 500 ribu untuk 6 bulan.

JANJI pemerintah pusat untuk memberikan tunjangan khusus kepada para guru yang mengajar di daerah perbatasan, pedalaman, atau pun daerah tertinggal,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News