Guru Jangan Fokus pada Penuntasan Kurikulum, Utamakan Siswa Bahagia Belajar di Rumah

Guru Jangan Fokus pada Penuntasan Kurikulum, Utamakan Siswa Bahagia Belajar di Rumah
Siswa SD di Kecamatan Selo, Boyolali, Jateng. Ilustrasi Foto: Soetomo Samsu/JPNN.com

enurutnya, selama ini banyak keluarga yang cenderung tidak siap menjadi ‘guru’ bagi anak-anaknya. Sebagian besar urusan pendidikan diserahkan ke sekolah.

“Adanya Covid-19 yang memindahkan urusan pendidikan ke rumah membuat keluarga tergagap-gagap beradaptasi. Kendala belajar bermunculan mulai dari kesulitan akses internet, beratnya biaya pengadaan pulsa kuota, sulitnya menjadi guru bagi anak-anak, dan lain-lain,” ucap Rico.

Hamid juga sepakat dengan yang disampaikan Rico. Dia menambahkan pentingnya komunikasi dan kolaborasi antara sekolah dan orang tua agar berhasil mendidik anak.

Oleh karena itu Hamid mengimbau kepada guru, orang tua, kepala sekolah, dan pegiat pendidikan untuk tetap optimis memberikan layanan pendidikan yang terbaik dalam suasana yang menyenangkan.

“Di tengah situasi darurat ini, tidak masalah bagi guru-guru yang belum mencapai target kurikulumnya. Karena yang terpenting dari proses belajar bukan soal ketuntasan belajar melainkan anak-anak yang bahagia menjalani proses belajarnya di rumah,” tutup Hamid. (esy/jpnn)

Plt Dirjen PAUD Dikdasmen mengatakan, belajar bersama di rumah tidak hanya pelajaran secara akademis, tetapi juga pendidikan karakter melalui keluarga.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News