Hadrian Noor, Investigator Keselamatan Transportasi

Tega Tak Luluskan Uji Kir Kendaraan Ayah Sendiri

Hadrian Noor, Investigator Keselamatan Transportasi
Hadrian Noor, Investigator Keselamatan Transportasi

Hadrian menceritakan, lingkungan keluarganya di Banjarmasin dan Banjarbaru, Kalsel, bergerak di bidang ekspedisi. Ayahnya, Syamsuri (alm), adalah pengusaha truk angkutan yang beroperasi di Pelabuhan Barito dan Trisakti. Berkat kesenangan terhadap otomotif, anak kedua di antara lima bersaudara itu lebih memilih berkarir sebagai PNS di bidang perhubungan, tidak meneruskan usaha sang ayah. ”Sejak remaja, saya suka baca majalah MM (Mobil Motor). Itu menunjang saya berkarir sebagai penguji kendaraan bermotor,” ujar Hadrian.

Suatu waktu, masa izin kir beberapa truk milik ayahnya hampir habis. Truk-truk tersebut menjalani uji kir di tempat Hadrian berdinas. Penghobi jalan-jalan itu tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa kendaraan tersebut belum memenuhi syarat. Tanpa tedeng aling-aling, dia melarang truk ayahnya beroperasi.

Hadrian menyarankan anak buah Syamsuri membawa kendaraan itu ke bengkel untuk diperbaiki. ”Kalau sudah urusan dinas seperti ini, saya tidak pilih-pilih. Lebih baik uji kir kendaraan bapak saya tidak saya luluskan daripada nanti bikin celaka di jalan,” tutur dia.

Gara-gara sikap tegas tersebut, dia sering dimaki si sopir. Untung, sang ayah bijaksana dalam menyikapi. ”Sopirnya saja yang mencoba memanfaatkan saya,” kenang Hadrian.

Dalam perjalanan karirnya sebagai penguji kendaraan bermotor, beberapa kepercayaan Hadrian peroleh dari atasannya untuk mewakili Jatim menghadiri undangan Ditjen Perhubungan Darat. Misalnya kursus atau pelatihan keselamatan LLAJ di Balai Diklat Transjaya, Tegal, pada 1992. Ketika itu instruktur yang memberikan materi berasal dari Germany Transport Safety Bureau.

Kemudian, dia juga mengikuti beberapa pelatihan investigasi kecelakaan jalan maupun keselamatan transportasi yang diselenggarakan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). KNKT merupakan badan yang langsung berada di bawah presiden. Badan yang kini dipimpin Marsda (pur) Tatang Kurniadi itu bertanggung jawab melakukan investigasi atas kecelakaan transportasi darat, laut, maupun udara.

KNKT memberikan usulan perbaikan agar kecelakaan tidak lagi terjadi. Fokus hasil investigasinya adalah lebih memperbaiki sistem keselamatan transportasi. Bukan mencari siapa yang salah dari kecelakaan transportasi. ”Saya angkatan pertama diklat investigasi kecelakaan angkutan jalan di Bandung pada 2011. Ketika itu saya satu-satunya wakil Jatim dari 20-an peserta,” terang Hadrian.

Sedangkan Chisjqiel mengikuti jejak Hadrian sebagai investigator keselamatan LLAJ setahun kemudian. Setelah itu, delapan training investigator safety LLAJ dan sosialisasi pencegahan kecelakaan transportasi dilakoni dua serangkai itu dalam kurun waktu hampir empat tahun ini. ”Yang terakhir Advance Road Safety Investigation Course II kerja sama KNKT dan Australia di Jakarta pada Mei 2015,” lanjutnya.

Belum banyak investigator keselamatan transportasi di Indonesia. Di antara yang sedikit itu, salah satunya Hadrian Noor. Meski hanya lulusan STM,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News