Hampir 7 Ribu Nyawa Rohingya Melayang di Myanmar

Hampir 7 Ribu Nyawa Rohingya Melayang di Myanmar
Sejak pekan lalu, sudah puluhan ribu etnis Rohingya mengungsi dari Negara Bagian Rakhine. Foto: AP

jpnn.com - Kekerasan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar sejak Agustus lalu sudah menewaskan lebih dari 6.700 orang Rohingya. Demikian hasil penelitian Medecins Sans Frontieres (MSF), sebuah kelompok pemberi bantuan medis yang juga disebut Dokter Lintas Batas.

Pengungsi di Bangladesh jumlahnya jauh lebih tinggi daripada angka resmi yang dikeluarkan Pemerintah Myanmar. Sebelumnya militer Myanmar menyatakan, sekitar 400 orang telah terbunuh, kebanyakan dari mereka diklaim sebagai anggota kelompok teroris.

"Lebih dari 647.000 Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak Agustus," kata MSF seperti dilansir BBC, Kamis, (14/12).

MSF menilai indikasi paling jelas adalah adanya kekerasan yang meluas oleh militer Myanmar. Menurutnya, antara tanggal 25 Agustus dan 24 September setidaknya ada 9.000 Rohingya meninggal di Myanmar.

"Dalam perkiraan paling mendekati, setidaknya 6.700 kematian disebabkan oleh kekerasan, termasuk 730 anak di bawah usia lima tahun," ungkap MSF.

Di antara anak-anak dibawah usia 5 tahun yang meninggal, MSF menjelaskan, lebih dari 59 persen dilaporkan tertembak, 15 persen terbakar sampai mati, 7 persen dipukul sampai mati, dan 2 persen terbunuh oleh ledakan ranjau darat.

"Jumlah kematian ini belum total dari semua Rohingya karena kami belum mensurvei semua pemukiman pengungsi Rohinya di Banglades. Survei tersebut belum termasuk keluarga yang tidak pernah berhasil keluar dari Myanmar," Kata Direktur Medis MSF Sidney Wong.

Pada bulan November, Bangladesh menandatangani kesepakatan dengan Myanmar untuk mengembalikan ratusan ribu pengungsi Rohingya. MSF menilai keputusan ini terlalu dini mengingat Rohingya masih melarikan diri dan laporan kekerasan terhadap mereka masih terjadi bahkan beberapa pekan terakhir. (BBC/iml/JPC)


Dokter Lintas Batas merilis data yang menyebutkan bahwa hampir 7 ribu nyawa Rohingya melayang sejak kekerasan pecah di Rakhine bulan Agustus lalu


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News