Harga Ayam Turun Tajam

Harga Ayam Turun Tajam
Pedagang. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Bila di pasar tradisional cenderung turun, penjualan di pusat perbelanjaan, terutama ritel modern, relatif stabil. 

”Turunnya suplai ayam diimbangi dengan penurunan permintaan sehingga seimbang,” lanjutnya.

Suplai ayam diperkirakan terus turun hingga akhir tahun. Kondisi tersebut akan memengaruhi harga ayam. 

”Perkiraan kami, tiga bulan terakhir pada tahun ini, harga rata-rata di tingkat peternak bisa mencapai Rp 19.000 per kg.” Apalagi kalau sampai terjadi kenaikan permintaan. Misalnya, momen akhir tahun. 

Menurut dia, penurunan suplai ayam pada kuartal keempat tahun ini merupakan dampak dari pengurangan impor grand parent stock (GPS) atau bibit induk ayam. Pengurangan itu dilakukan pada 2015. Impor GPS pada 2013 tercatat 700 ribu ekor. Angka tersebut naik menjadi 960 ribu ekor pada 2014. 

Lantaran kelebihan suplai yang berdampak pada harga ayam, besaran impor dikurangi pada 2015 menjadi 665 ribu ekor. ”Ada pengurangan GPS hingga 30 persen jika dibandingkan dengan 2014,” paparnya. 

Tapi, permintaan hanya turun sementara waktu. Kalau turun, hanya 10–15 persen. Sementara itu, suplai telanjur turun 30 persen. 

”Harga day old chicken (DOC) atau bibit ayam mulai merangkak naik,” katanya. Biasanya DOC dijual Rp 4.000 per ekor, sekarang bisa mencapai Rp 6.000 per ekor. 

SURABAYA – Harga ayam di tingkat peternak mengalami penurunan cukup tajam.  Saat ini rata-rata berada di level Rp 17 ribu per kg atau

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News