Harga Bahan Pokok Tak Kunjung Stabil, Syarief Hasan Bilang Pemerintah Gagal

Pemerintah seperti tambal sulam. Kebijakannya tidak terencana dan gagal fokus sehingga persoalan belum juga berakhir.
"Sangat wajar jika rakyat merasa skeptis dan pasrah," ujarnya.
Berdasarkan survei, 66,3 persen rakyat tidak yakin pemerintahan Jokowi mampu mengendalikan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok selama Ramadan tahun ini.
Ada 31,8 persen rakyat yang kesulitan membeli barang karena mahal dan langka, 27,6 persen karena mahal, dan 11,6 persen kesulitan karena barangnya langka.
Hasil survei ini memotret persoalan sesungguhnya yang dihadapi rakyat di seluruh wilayah Indonesia.
Jika ada gejolak harga dan kelangkaan barang, pemerintah harus melakukan intervensi sampai semua persoalan teratasi, bukan justru menyerahkannya pada mekanisme pasar.
Inilah esensi negara kesejahteraan sebagaimana amanat Pasal 33 UUD 1945.
Jadi, jika pemerintah lepas tangan, gagal fokus, dan tidak peduli dengan pemenuhan kebutuhan pokok warganya, pemerintah berarti tidak menjalankan amanat konstitusi dengan baik dan konsekuen.
Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan menanggapi harga bahan pokok yang tak kunjung stabil
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Bertemu Rektor Univesiti Malaya, Ibas: Pentingnya Sinergi Akademik Lintas Bangsa
- Peringati Hardiknas, Waka MPR Dorong Kebijakan Penyediaan Layanan Pendidikan berkualitas
- Kuliah Umum di Universiti Malaya, Ibas Bahas Geopolitik, Geoekonomi dan Kekuatan ASEAN
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh