Harga BBM dan Elpiji 12 Kg Naik Turun, Pengusaha Bingung

Harga BBM dan Elpiji 12 Kg Naik Turun, Pengusaha Bingung
Gas elpiji 12 kilogram. Foto: dok.Jawa Pos/JPNN

"Misal harga BBM naik Rp 500 maka tarif transportasinya akan dinaikan berapa persen, begitu juga sebaliknya kalau harga BBM turun pengaruhnya berapa," ungkapnya.

Adhi berpandangan, pemerintah berperan sangat penting dalam merumuskan kesepakatan penyesuaian tarif angkutan karena bisa menjadi fasilitator. Apalagi sebagian pihak terkait distribusi dipegang oleh BUMN.

"Misalnya tarif pelabuhan. Kemudian beberapa jaringan pelabuhan dipegang oleh pemerintah melalui BUMN. Pemerintah harus memberikan contoh yang baik agar iklim usaha kondusif," katanya.

Demikian juga terkait dengan naik turunnnya harga gas elpiji 12 kilogram (non subsidi), Adhi menilai cukup merepotkan bagi industri makanan dan minuman. Meskipun beberapa waktu lalu sempat turun, namun saat ini kembali dinaikkan.

"Yang harus diwaspadai justru disparitas harga dengan harga elpiji 3 kilogram, semakin tinggi harga gas 12 kilogram maka semakin tinggi potensi terjadi pengoplosan," sebutnya.

Tuminah (32), pedagang warteg di Tanah Abang mengaku turunnya harga BBM beberapa waktu lalu tidak bedampak signifikan terhadap masyarakat. Pasalnya, harga-harga bahan pokok tetap tinggi dan bahkan naik, seperti beras, telur san cabe. Demikian juga tarif transportasi seperti angkot juga tidak turun.

"Kalau sekarang harga elpiji 12 kilogram juga naik pasti beban kita tambah. Jadi kondisi sekarang sama saja sebelum harga BBM turun," jelasnya. (wir)


JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan,  naik turunnya harga BBM dan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News