Harga Emas Turun Tajam Minggu Ini, Aduh Rugi Berat

Harga Emas Turun Tajam Minggu Ini, Aduh Rugi Berat
Harga emas turun tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menghentikan kenaikan empat sesi berturut-turut. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Harga emas turun tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menghentikan kenaikan empat sesi berturut-turut.

Harga emas berada di bawah level psikologis USD 1.800 karena aksi ambil untung setelah greenback menguat menjelang keputusan suku bunga oleh Federal Reserve.

Di sisi lain USD menguat pada Senin (12/12) karena pelaku pasar menunggu laporan inflasi utama AS dan pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve. Indeks USD, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,31 persen menjadi 105,1310.

Investor menunggu pembacaan indeks harga konsumen (IHK) AS untuk November yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat dan keputusan Federal Reserve tentang suku bunga pada Rabu (14/12) untuk petunjuk tentang langkah selanjutnya untuk emas.

Bank Sentral Eropa (ECB), Bank Sentral Inggris (BoE), dan Bank Sentral Swiss (SNB) juga akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter dan membuat pengumuman suku bunga minggu ini.

"Harga emas menetap di bawah level 1.800 dolar AS karena para pedagang menunggu laporan inflasi utama dan keputusan FOMC," kata analis di platform perdagangan online OANDA Ed Moya.

"Emas memiliki kinerja yang kuat baru-baru ini karena para pedagang secara luas percaya bahwa inflasi telah mencapai puncaknya, sementara beberapa berharap bahwa soft landing masih mungkin terjadi (untuk ekonomi AS)," imbuh Moya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, anjlok USD 18,40 atau 1,02 persen menjadi ditutup pada USD 1.792,30 per ounce, setelah mencapai terendah sesi di USD 1.790,50 yang merupakan level terendah sejak 7 Desember.

Harga emas turun tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), menghentikan kenaikan empat sesi berturut-turut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News