Harga Gula Dunia Rendah, Saatnya Fokus Diversifikasi Usaha Non-gula

Harga Gula Dunia Rendah, Saatnya Fokus Diversifikasi Usaha Non-gula
Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) Subiyono saat mengunjungi pabrik gula Kremboong, Sidoarjo. FOTO: ist

Bagi negara-negara importer murni (tidak memproduksi gula sama sekali), rendahnya harga gula dunia tentu sangat menguntungkan. Demikian pula untuk negara produsen namun juga melakukan impor skala kecil, harga gula dunia yang rendah cukup menguntungkan.

”Namun, bagi negara produsen dan sekaligus importer gula besar seperti Indonesia, turunnya harga gula dunia sangat meresahkan, karena gula impor yang masuk dengan harga rendah sangat memukul industri gula dalam negeri yang digerakkan oleh para petani tebu rakyat,” papar Subiyono.

Yang membedakan Indonesia dan negara produsen lain adalah kesiapan melakukan diversifikasi usaha. Saat harga gula rendah, industri gula di Brasil, Thailand, atau India bisa tetap stabil dan terus tumbuh karena mengandalkan pendapatan dari diversifikasi usaha non-gula, mulai dari listrik sampai bioetanol.

Di Brasil, PG-PG yang ada sudah bisa menghasilkan lebih dari 3.000 MW listrik dari produk samping tebu dengan sistem cogeneration. Sekitar 20 persen kebutuhan energi Brasil juga ditopang oleh energi terbarukan berbasis tebu.

Di India, kapasitas cogeneration-nya 2.200 MW, dengan daya yang dikomersialkan 1.400 MW. Hampir semua PG di Thailand sudah menghasilkan listrik yang dikomersialkan. Di dunia terdapat lebih dari 1.500 industri koproduk tebu yang menghasilkan 50 macam produk, mulai dari alkohol, pakan ternak, enzim amilase, particle board, hingga bioetanol.

Di Indonesia, hanya ada satu pabrik bioetanol berbasis tebu yang terintegrasi dengan pabrik gula milik BUMN, yaitu di PG Gempolkrep, Mojokerto. Padahal, Indonesia punya 51 pabrik gula milik BUMN. ”Inilah saatnya memulai tapak penting industrialisasi produk turunan tebu non-gula. Dalam paradigma diversifikasi inilah, seharusnya revitalisasi digerakkan. Kita harus melakukan percepatan,” tegasnya. (eri/mas)


JAKARTA - Terhitung sejak tahun lalu, harga gula dunia terus turun mencapai USD 489,80 per ton. Itu adalah harga terendah sejak 4 tahun terakhir.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News