Harga Minyak Mentah Indonesia Tertinggi sejak 2014

Harga Minyak Mentah Indonesia Tertinggi sejak 2014
Ilustrasi eksplorasi minyak. Foto: AFP

Konsultan energi Wood Mackenzie memperkirakan, permintaan minyak Tiongkok tahun ini tumbuh 370.000 barel per hari (bph) menjadi 12,78 juta bph.

Kenaikan harga minyak juga terdongkrak musim dingin di Eropa pada awal tahun, penambahan kapasitas petrokimia baru di Amerika Serikat, serta membaiknya kondisi perekonomian global.

Hal itu juga didukung komitmen kuat dari negara-negara produsen minyak non-OPEC untuk mematuhi kesepakatan pembatasan produksi minyak mentah (Perjanjian Wina) hingga mencapai 1,8 juta barel per hari.

Faktor lain yang memengaruhi kenaikan harga minyak dunia adalah kekhawatiran pasar atas potensi terganggunya pasokan minyak mentah global.

Bukan hanya ICP, harga batu bara acuan (HBA) Juni turut melambung USD 96,61 per ton.

”Harga ini mengalami kenaikan yang cukup besar. Yakni, USD 7,08 dari HBA Mei 2018 sebesar USD 89,53 per ton,” ujar Agung.

Ekonom di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira mengatakan, kenaikan harga minyak dan batu bara mengakibatkan alokasi subsidi energi APBN cenderung melebar.

”Asumsi makro di APBN 2018 ICP hanya 48 USD per barel dengan subsidi energi Rp 94,5 triliun. Jadi, dengan ICP yang 72,4 USD per barel, alokasi subsidi energi setidaknya bertambah Rp 15 triliun menjadi Rp 109,5 triliun,” terang Bhima.

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) mencapai USD 72,46 per barel pada Mei 2018.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News