Hasil Panen Petani di Daerah Ini Diborong Tauke dengan Harga Tinggi

Hasil Panen Petani di Daerah Ini Diborong Tauke dengan Harga Tinggi
PANEN : Masa panen petani di Kabupaten Lebong dimanfaatkan toke dari luar untuk mengambil beras maupun gabah dengan harga yang cukup tinggi. Foto: BE/JPG

Menanggapi kondisi itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Lebong, Sumiati SP, menjelaskan, pihaknya sendiri tidak bisa melakukan melakukan intervensi terhadap pasar pada saat kondisi harga gabah di atas HPP. 

“Kita baru bisa melakukan upaya mendongkrak harga jika pada saat panen kondisi harga jual gabah petani di bawah HPP, kalau sekarang ya mekanisme pasar lah yang berlaku. Kita sendiri juga heran dengan tindakan para tauke-tauke dari luar Lebong ini. Tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa,” jelas Sumiati.

Wakil Ketua I DPRD Lebong, Mahdi SSos mengatakan, dengan tingginya harga jual beras dan gabah saat ini memang menguntungkan petani, tetapi dengan banyaknya gabah yang dijual keluar daerah akan mempercepat masa paceklik di masyarakat. 

Untuk itu, perlu adanya upaya pencegahan agar padi warga Lebong tidak bebas keluar dari Lebong, misalnya dilakukan pembelian gabah petani.

Analisa yang disampaikannya dengan banyaknya gabah yang dijual ke luar, dalam waktu 2-3 minggu kedepan harga beras bisa melonjak hingga Rp 140 ribu per kaleng dari harga Rp 130 ribu per kaleng saat ini.

“Biasanya warga akan tergoda untuk menjual seluruh hasil pertaniannya untuk mendapatkan keuntungan. Tetapi pada saat terjadi lonjakan harga dan stok petani sudah tidak ada, mereka harus membeli dengan harga mahal. Ini lah yang perlu di antisipasi. Jangan sampai kita yang menghasilkan padi tapi kita juga yang membeli beras,” ujar Mahdi.(777/ray/jpnn)

LEBONG TENGAH – Para petani di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu seperti mendapat durian runtuh ketika memasuki masa panen padi tahun ini.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News