Heboh Penghapusan Pelajaran Sejarah, Nadiem: Kakek Saya Pejuang Kemerdekaan
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim merespons isu penghapusan pelajaran sejarah yang saat ini jadi polenik di masyarakat.
Dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (20/9), Nadiem menyampaikan sejumlah hal menanggapi isu tersebut.
Pertama, menteri kelahiran Singapura ini menegaskan bahwa penyederhanaan kurikulum tidak akan dilakukan hingga 2022 mendatang.
Pada 2021, Kemendikbud baru akan melakukan berbagai macam prototyping di Sekolah Penggerak yang terpilih dan bukan dalam skala nasional. Itu pun tidak ada agenda menghapus mata pelajaran sejarah.
"Jadi, sekali lagi tidak ada kebijakan apa pun yang akan keluar di 2021 dalam skala kurikulum nasional. Apalagi, penghapusan mata pelajaran sejarah," ujar Nadiem.
Suami Franka Franklin ini juga meminta jangan ada pihak yang meragukan komitmennya terhadap sejarah kebangsaan. Sebab, misinya adalah untuk memajukan pendidikan sejarah agar kembali relevan dan menarik bagi anak-anak.
Selain itu, dia juga mengingatkan publik akan jati dirinya sebagai cucu seorang pejuang perintis kemerdekaan.
Nadiem diketahui sebagai cucu dari Hamid Algadri, pejuang perintis kemerdekaan keturunan Arab yang berjasa dalam perundingan Linggarjati, perundingan Renville, hingga anggota parlemen pada masa awal berdirinya Republik Indonesia.
Mendikbud Nadiem Makarim akhirnya buka suara mengenai polemik penghapusan mata pelajaran sejarah.
- Kwarnas dan Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12/2024
- SIS Preschool Sedayu City Usung Kurikulum Berbasis Riset, Perkuat STEAM
- Heboh Aturan Seragam Sekolah Baru, Disdik Jakarta Bilang Begini
- Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK: Senayan Mendesak Ada Formasi Khusus
- Menteri Nadiem Dinilai Paham Amanat UU ASN, Angkat Honorer Menjadi PPPK
- Sikap Menteri Nadiem Dalam Penuntasan Honorer Sangat Jelas, Tahun Ini Karpet Merah Pemda