Hendardi: Saut Cs Berupaya Membunuh Karakter Firli Bahuri

Hendardi: Saut Cs Berupaya Membunuh Karakter Firli Bahuri
Firli Bahuri menjalani uji publik di hadapan pansel dan panelis di gedung Sekretariat Negara Jakarta. Foto: ANTARA/Desca Lidya Natalia

jpnn.com, JAKARTA - Anggota panitia seleksi calon pimpinan KPK Hendardi, menganggap tindakan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dan Dewan Penasihat KPK Mohammad Tsani Annafari yang menggelar konferensi pers dan menyatakan Irjen Firli Bahuri melakukan pelanggaran etik berat, sebagai pembunuhan karakter.

Menurut Hendardi, Saut cs tersebut juga sudah berpolitik. “Saya melihatnya tindakan (Saut cs) ini sebagai upaya membunuh karakter seseorang,” kata Hendardi di Jakarta, Kamis (12/9).

Menurut dia, pansel capim KPK sudah pernah bertanya ke lembaga superbody tersebut mengenai prosedur pengambilan keputusan terkait pelanggaran kode etik.

“Kami tanya Pengawasan Internal KPK. Prosedurnya kalau ada internal KPK diduga bersalah harus sampai sidang. Yang menyidangkan itu Komisioner KPK, Wadah Pegawai dan Pengawasan Internal. Itu tak pernah terjadi pada Firli, karena dia keburu ditarik Kapolri untuk bertugas ke Sumsel,” beber Hendardi.

Karena tidak pernah ada sidang dugaan pelanggaran etik tersebut, kata Hendardi, Saut cs tidak boleh menyimpulkan Firli telah bersalah melanggar etik. “Saya tidak punya kepentingan apa-apa di sini. Namun, kalau seperti itu berarti (Saut cs) sudah berpolitik, membunuh karakter seseorang,” tegas Hendardi lagi.

Soal dugaan pelanggaran etik Firli saat bertemu Tuan Guru Bajang, Hendardi mengatakan semua sudah dikonfirmasi ke jenderal bintang dua tersebut. Pertanyaan serupa juga sudah ditujukan kepada Firli saat tahap seleksi wawancara dan uji publik.

“Ketika diwawancara dan diuji publik kami tanya tuduhan-tuduhan tersebut atas dasar data yang diberikan KPK,” ujarnya.

Hendardi menyayangkan Saut cs telah melakukan pembunuhan karakter pada Firli yang sedang menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR. Padahal, menurut Hendardi, Firli termasuk capim KPK yang mumpuni. “Dalam setiap tahap seleksi, dia tidak pernah keluar dari lima besar,” ungkap aktivis HAM ini.

Hendardi mengatakan semua dugaan pelanggaran etik Firli Bahuri saat bertemu Tuan Guru Bajang sudah dikonfirmasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News