Hidup Fanatisme

Oleh: Dahlan Iskan

Hidup Fanatisme
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Yoseph sudah nonton Arema sejak tahun 1987, sejak Arema didirikan oleh Brigjen Acub Zaenal dan Kolonel Ebes Sugiyono, wali kota Malang.

Ia pernah ikut demo dan bentrok dengan suporter Persebaya. Tetapi levelnya hanya seperti mobil nyerempet pohon.

"Sejak ada Aremania, fanatisme kampung beralih ke Arema. Tidak ada lagi perkelahian antara gang di kampung-kampung," kata Yoseph.

Kini Yoseph sudah berumur 46 tahun. Ia kini berkelahi dengan pohon-pohon sawit di Kalimantan.

Ia jadi manajer di perusahaan sawit yang cukup besar, sebagai business process improvement.

Ia lagi mengembangkan drone untuk mengontrol kebun sawit. Fanatisme itu kini ia curahkan ke sawit.

Contoh dari Yoseph itulah yang saya maksud dengan bahwa fanatisme itu baik. Asal terkelola dengan benar.

Mereka yang waktu mudanya bergairah itu, kelak akan bergairah juga ketika mendapat kesempatan di dunia kerja.

Yoseph sudah nonton Arema sejak tahun 1987, sejak Arema didirikan oleh Brigjen Acub Zaenal dan Kolonel Ebes Sugiyono, wali kota Malang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News