HNW Ajak Para Dai Menjaga dan Menguatkan Indonesia

HNW Ajak Para Dai Menjaga dan Menguatkan Indonesia
Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid (HNW). Foto: Humas MPR RI

“Maka pada 3 April 1950 di depan anggota parlemen, Natsir menyampaikan pidato Mosi Integral,” tuturnya. Mosi Integral adalah mengajak kepada semua untuk mengembalikan bentuk negara kepada NKRI.

“Mosi itu didukung oleh semua kekuatan politik yang ada”, ungkapya. “Hingga pada 17 Agustus 1950, Indonesia kembali ke bentuk NKRI, bukan RIS lagi”, tegasnya. “Itulah suatu fakta peran ummat Islam dalam mempertahankan NKRI,” tuturnya.

Sebelum Indonesia merdeka, di wilayah nusantara banyak berdiri kesultanan atau kerajaan-kerajaan Islam. Ketika Indonesia merdeka, kesultanan yang ada tak hanya sekadar menyatakan diri bergabung dengan Indonesia namun mereka juga membantu secara finansial keuangan kepada negara yang baru. “Sultan-sultan yang ada membantu uang dan emas kepada pemerintah Indonesia jumlahnya hingga triliunan rupiah”, paparnya. Tak hanya menyumbang dalam bentuk finansial, salah satu sultan yang ada, yakni Sultan Hamid dari Kesultanan Pontianak, Kalimantan Barat, yang membuat lambang Garuda Pancasila.

HNW dalam kesempatan itu menceritakan peran dan jasa para ulama dan ummat Islam, meski demikian dirinya mengakui para ulama dan ummat Islam dalam berjuang dan mempertahankan Indonesia tidak berjuang sendirian namun juga bekerja sama dengan tokoh-tokoh lain yang mempunyai tujuan yang sama, yakni Indonesia merdeka. “Bangsa ini memberi kesempatan dan ruang yang sama kepada siapapun,” paparnya.(jpnn) 

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) memaparkan ulama dan umat Islam di Indonesia mempunyai peran yang sangat besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News