HNW: Sejak Awal Pancasila Menyerap Keberagaman

Mengatasi Terorisme, Radikalisme dan Separatisme dengan Memahami Pancasila secara Benar

HNW: Sejak Awal Pancasila Menyerap Keberagaman
Wakil Ketua MPR RI, Dr. Hidayat Nur Wahid pada acara Sosialisasi Empar Pilar di Aula Student Centre Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/7/2018). Foto: Humas MPR

jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Terorisme, radikalisme dan separatisme tak akan menjadi masalah bagi bangsa Indonesia jika satu syarat terpenuhi. Syarat itu adalah memahami Pancasila dengan baik dan benar.

Wakil Ketua MPR RI, Dr. Hidayat Nur Wahid menegaskan hal itu ketika membuka Sosialisasi Empar Pilar di Aula Student Centre Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/7/2018).

Salah satu upaya untuk memberikan pemahaman yang baik dan benar terkait nilai Pancasila maka MPR RI menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar. “Selama ini mungkin ada hal yang ditutupi-tutupi sehingga menimbulkan saling curiga,” tutur Hidayat.

HNW: Sejak Awal Pancasila Menyerap Keberagaman

Sosialisasi yang diselenggarakan oleh MPR RI bekerja sama dengan Senat Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah itu mendapat sambutan antusias dari para mahasiswa. Sebanyak 400 kursi yang disediakan, tak mampu menampung mahasiswa yang hadir, sehingga tidak sedikit yang harus berdiri atau lesehan.

Hadir pula sebagai namasumber, Ketua Fraksi PKS DPR RI, Dr. Jazuli Djuwaini dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Prof. Dr. Jusron Dayat Rozak.

Hidayat menjelaskan, banyak yang melupakan sejarah relasi antara Islam dan negara. Padahal Pancasila lahir dari kesepakatan bersama antara founding father yang berwawasan nasionalisme dan tokoh-tokoh Islam, dan non-Islam. Itu tergambar ketika penyusunan Pancasila sebagai dasar negara.

Panitia Sembilan yang diketuai Bung Karno yang ditugaskan untuk menyusun dasar negara (Pancasila) sudah mempertimbangkan keberagaman itu. Dari sembilan orang Panitia Sembilan itu terdiri dari 4 orang nasionalis, empat orang tokoh Islam, dan satu orang non-Islam. Panitia Sembilan ini kemudian menyusun Pancasila yang selanjutnya disebut Piagam Jakarta, di mana Sila pertamanya, Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Hidayat Nur Wahid mengatakan Pancasila lahir dari kesepakatan bersama antara founding father yang berwawasan nasionalisme dan tokoh-tokoh Islam, dan non-Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News