Horvath Pilz Eva Gertraud, Mantan Aktris Austria Dalami Budaya Jawa di Surakarta
Tinggalkan Keluarga, Kini Hidup Sebatang Kara
Senin, 31 Desember 2012 – 07:05 WIB

SEMRINGAH: Eva sendirian tinggal di kamarnya yang sederhana di Dalem Mlayakusuman, Solo. Foto: Tri Wahyu Cahyono/Radar Solo
Setelah kembali ke Jawa, Eva dipertemukan dengan Harjanto Projo Pangarso yang disebutnya sebagai mahaguru yoga dan tempatnya belajar budaya Jawa. Kepada Harjanto-lah, Eva menimba ilmu tentang budaya Jawa sepenuhnya. Setelah Harjanto meninggal, Eva diizinkan untuk menempati Dalem Mlayakusuman yang berada di dalam kompleks Keraton Kasunanan Surakarta hingga sekarang.
Tekadnya mempelajari budaya Jawa memang luar biasa. Untuk bisa membaca dan menulis aksara Jawa, Eva rela belajar bersama anak-anak SD di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Dia juga ikut kursus pambirawa atau soal tata cara upacara adat Jawa, sesaji, wilujengan, dan upacara adat yang lain di Keraton Kasunanan Surakarta.
"Waktu masih kuat berjalan, saya kerap membaca buku-buku di perpustakaan keraton dan diajari langsung oleh Gusti Puger, Gusti Moeng (keduanya putra-putri Paku Buwono XII), dan gusti-gusti lainnya," jelasnya.
Eva yang mengenakan kemeja lengan panjang warna hitam itu mengatakan tidak mudah mempelajari bahasa Jawa karena ada tingkatannya. Yakni, ngoko, krama, dan krama inggil. Masih ada pula bahasa Jawa kuno. "Kula sagete sekedhik-sekedhik. Lidah kula dereng Jawi (Saya bisa sedikit-sedikit. Lidah saya belum seperti orang Jawa)," katanya, lantas tertawa kecil.
DATANG ke Indonesia sebagai turis biasa 30 tahun silam, Horvath Pilz Eva Gertraud mendadak terpikat budaya Jawa. Layaknya wisatawan, kala itu warga
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu