Hujan Bom di Ghouta, 98 Nyawa Melayang

Hujan Bom di Ghouta, 98 Nyawa Melayang
Ghouta Timur porak-poranda akibat perang saudara Syria. Foto: Al Jazeera

Selain itu, masih ada beberapa kelompok militan lain. Di antaranya, Korps Al Rahman (jaringan Free Syrian Army) dan Hayat Tahrir al Sham (induk Jabhat Fateh al Sham).

Maka, saat Rusia dan Assad menjadikan militan sebagai alasan serangan di Eastern Ghouta, SOHR dan kelompok nonprofit lainnya tidak terima.

”Serangan itu menewaskan 18 anak-anak hanya pada Senin (19/2).” Demikian bunyi komplain tertulis SOHR. Selain merenggut sedikitnya 98 nyawa, aksi udara di Eastern Ghouta itu juga mengakibatkan 325 orang terluka. 

Kantor berita Syria SANA melaporkan bahwa aksi udara yang masih berlangsung hingga kemarin itu bermula dari tembakan mortir.

”Sejumlah mortir ditembakkan ke beberapa distrik di Damaskus. Serangan dari arah Ghouta itu menewaskan seorang bocah dan melukai delapan warga sipil.” Demikian bunyi keterangan resmi Damaskus yang disebarluaskan media pemerintah tersebut. 

Dari Moskow, pemerintahan Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa militer Rusia tidak akan segan-segan menjadikan Eastern Ghouta sebagai Aleppo kedua.

”Koalisi kami bisa saja menggunakan strategi yang sama dengan yang kami terapkan di Aleppo untuk membebaskan Eastern Ghouta,” tegas Lavrov. 

Pada 2016, Rusia dan Iran mendukung aksi militer Damaskus atas Aleppo. Setelah selama berbulan-bulan terlibat pertempuran sengit dengan oposisi di kota terbesar kedua Syria tersebut, koalisi Damaskus menang. Mereka sukses merebut kembali Aleppo dari tangan oposisi. 

Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) melaporkan bahwa pasukan Presiden Bashar al Assad membombardir Ghouta Timur dari udara sejak Minggu (18/2)

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News