Hujan, Takbir, dan Tangisan Haru...Jamaah Padang Carter Pesawat

Hujan, Takbir, dan Tangisan Haru...Jamaah Padang Carter Pesawat
Di tengah guyuran hujan, umat Islam peserta aksi super damai bela Islam III memakai mantel plastik guna melaksanakan shalat Jumat di kawasan air mancur patung kuda , Thamrin Jakarta, Jumat (2/12/2016). FOTO : MUHAMAD ALI/JAWAPOS

Semangat Nonop dan para santri dari Ciamis tersebut telah menginspirasi jamaah lain dari berbagai penjuru tanah air yang mengikuti aksi doa bersama itu.

Sebab, ketua Yayasan Miftahul Huda II, Ciamis, Jawa Barat, tersebut datang ke Jakarta dengan cara tidak lazim. Jalan kaki!

Ya, aksi jalan kaki itu merupakan hasil rapat komunitas pesantren Ciamis seminggu sebelum kegiatan doa bersama dan salat Jumat di Monas dilaksanakan.

Cara tersebut ditempuh setelah kepolisian melarang jamaah menuju ibu kota dengan menggunakan angkutan umum seperti bus, truk, atau kendaraan pribadi.

Rencana long march sejauh 250 kilometer itu kemudian di-share di media sosial Facebook. Tak terduga, responsnya luar biasa.

”Dalam sekejap ada sekitar 18.000 orang yang berniat untuk bergabung. Kalau itu terjadi, pasti akan jadi isu nasional, bahkan dunia,” ungkap Nonop.

Setelah disaring, hanya 3.500 orang yang dianggap layak mengikuti long march.

Mayoritas merupakan santri dan anggota ormas Islam berusia 17–18 tahun di Ciamis. Sejak berangkat Senin (28/11), peserta berjalan kaki mulai pukul 06.00 sampai 23.00.

DI balik dahsyatnya aksi doa bersama di Lapangan Monas, Jakarta, kemarin (2/12), ada sejumlah cerita menarik. Mulai jamaah yang rela long march ratusan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News