HUT Sumpah Pemuda Jadi Momentum Bangkitnya Generasi Milenial

HUT Sumpah Pemuda Jadi Momentum Bangkitnya Generasi Milenial
Ketua Umum Kebangkitan Indonesia Baru (KIB) Reinhard Parapat. Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Kebangkitan Indonesia Baru (KIB) Reinhard Parapat mengajak seluruh generasi muda memaknai peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober sebagai momentum kebangkitan kaum muda di era milenial.

Para penerus bangsa harus saling bergandengan tangan merajut nilai kebangsaan di tengah ancaman intoleransi dan korupsi serta ancaman rusaknya tatanan demokrasi dari pihak-pihak yang haus akan kekuasaan.

“Jangan biarkan demokrasi yang susah payah dibangun sejak reformasi lalu, hancur karena kaum muda hanya berdiam diri,” ujar Reinhard saat menjadi pembicara pada seminar yang diselenggarakan Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP) di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Minggu (29/10).

Reinhard kemudian mengutip pernyataan Bung Karno yang dengan tegas menyiratkan pekerjaan kaum muda saat ini jauh lebih berat dari para pendahulu bangsa.

"Bung Karno dengan tegas menyatakan, 'perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri," ucap Reinhard menirukan ucapan Bung Karno.

Menurut Reinhard, salah satu peran yang dapat diambil kaum muda jelang Pemilu 2019, harus mulai mengkampanyekan pemimpin yang baik, yang benar-benar peduli pada bangsa, memiliki track record yang terlihat dari pekerjaannya selama ini serta mampu mengayomi masyarakat secara nyata. Bukan hanya sekadar kata-kata.

"Saya kira ini tanggung jawab kaum muda mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk tidak mudah terhasut hanya karena iming-iming tertentu. Ingat, pemimpin yang baik itu bisa dilihat hasil kerjanya secara nyata," tutur Reinhard.

Contoh paling nyata lewat media sosial, ketika ada pihak yang mencoba menghasut dan menyebar berita hoaks, kaum muda yang cinta NKRI harus turun tangan menyebar informasi yang sebenarnya.

Para penerus bangsa harus saling bergandengan tangan merajut nilai kebangsaan di tengah ancaman intoleransi, korupsi dan ancaman rusaknya tatanan demokrasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News