I AM NOT A VIRUS: Perlawanan 4 Seniman Indonesia terhadap Rasisme di Australia

I AM NOT A VIRUS: Perlawanan 4 Seniman Indonesia terhadap Rasisme di Australia
Karya seni Jayanto Tan berjudul "No Friend’s But The Ghost (Ceng Beng)". (Photo: I AM NOT A VIRUS)

"Kebanyakan karya saya dipengaruhi praktik ini, seperti misalnya garis warna emas di waratah [bunga] pada karya ini."

Ajakan untuk melawan ketakutan

Seniman berdarah Indonesia di Australia yang ikut bersuara adalah Wina Jie, melalui karyanya berjudul "I Am Free" atau "Saya Bebas".

Ilustrasi yang berbentuk komik tersebut menurutnya merupakan "reaksi" terhadap perilaku yang dialami warga Asia di Australia.

"Ini menggambarkan kondisi psikis dalam diri, di mana [perempuan tersebut seolah] ingin melawan ketakutannya," kata Wina.

Secara tidak sadar, seniman mural ini juga memberikan sentuhan negara asalnya dalam karya tersebut.

"Kalau diamati, ada dua orang mengenakan hijab dalam karya ini. Ketika menggambarnya saya tidak sadar," katanya.

"Dan juga ada beberapa orang berwajah Asia."

Menurutnya, proses kreatif ini dipicu alam bawah sadar Wina yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Jakarta, Indonesia, sebelum pindah ke Sydney di tahun 1986.

Dari masker yang menjadi pakaian hingga makanan yang terbuat dari keramik, empat seniman berdarah Indonesia di Australia menyuarakan pikiran mereka dalam proyek

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News