Ibu-ibu, Perhatikan 3J saat Anak Berpuasa

Ibu-ibu, Perhatikan 3J saat Anak Berpuasa
SABAR: Lia Afif diapit buah hatinya, Fahri A. Haruri (kanan) dan Muhammad Afnaf Moreno. Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

Untuk mendukung pertumbuhan, alumnus Akademi Gizi Malang itu menyatakan bahwa protein hewani bisa mendukung pertumbuhan. ’’Juga buah-buahan. Dalam buah, terkandung banyak vitamin, serat, dan tinggi cairan,’’ papar Andri.

Dikhawatirkan, anak-anak yang kurang minum mengalami dehidrasi. Konsumsi buah ikut menghindarkan anak dari risiko dehidrasi.

’’Ketika berpuasa, anak-anak harus sahur,’’ tegas Andri. Alasannya, metabolisme makanan sejak masuk hingga siap dikeluarkan membutuhkan waktu tujuh hingga delapan jam. Setelah itu, perut kosong dan mengeluarkan asam lambung. Proses keluarnya asam lambung tersebut membuat perut terasa lapar.

Proses keluar asam lambung itu hanya berlangsung 30 menit hingga 1 jam. ’’Rasa lapar muncul pada saat itu saja. Selanjutnya kembali normal,’’ jelas Andri. Bila anak-anak tidak sahur, rasa lapar terjadi dua kali. Pagi dan siang. ’’Ini yang membuat anak tidak kuat puasa,’’ tuturnya.

Selain itu, puasa dapat membantu menurunkan berat badan pada anak yang obesitas. Ketika lapar, otomatis tubuh bakal mengambil cadangan lemak di perut, paha, dan kelenjar mamae.

’’Lalu, bagaimana dengan anak yang kurus? Tubuh mengerti bahwa ia tidak akan mengambil cadangan lemak tersebut,’’ tandas Andri. (rid/lyn/c7/c14/nda)

 


TIDAK ada salahnya jika anak belajar puasa. Apalagi bila keinginan berpuasa muncul dari si buah hati. Namun, orang tua harus memperhatikan menu dan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News