Ibunda Putri Terisak: Cantiknya Kamu Nak, Cantik Sekali Kamu
Sebelum mendapat kabar bahwa putrinya mengalami kecelakaan, Syamsudin menerima pesan lewat WhatsApp (WA). Kira-kira pukul 16.30 Ina mengabarkan akan pulang dengan Putri.
”Di sini gelap, hujan, serem,” kata pria 55 tahun itu, menirukan pesan WA Ina.
Tak berselang lama, firasat tidak enak mulai menghampiri Syamsudin. Apalagi, Ina tak kunjung bisa dihubungi. Hingga kemudian dia melihat berita mengenai longsor di area Bandara Soekarno-Hatta.
”Perasaan saya langsung mengatakan bahwa korbannya anak saya,” ujarnya saat ditemui di area evakuasi.
Syamsudin berusaha mengontak Putri. Namun, telepon seluler Putri tak bisa dihubungi.
”Ada WA foto mobil. Saya semakin yakin, lalu ke sini (jalan perimeter selatan bandara, Red),” ucapnya.
Setelah 14 jam tertimbun, akhirnya tubuh Ina berhasil dikeluarkan. Ina langsung dilarikan ke Siloam Hospital Lippo Karawaci. ”Diberi tahu kalau kondisi Putri baik-baik saja,” ujar Syamsudin.
Humas Siloam Hospital Lippo Karawaci Alexander Mutak mengatakan, saat ini Ina stabil. ”Dapat berkomunikasi dengan dokter serta keluarga. Tapi, memang ada keluhan di bagian kakinya yang sering mengalami kram,” katanya.
Putri, panggilan akrab Dianti Diah Ayu Cahyani Putri, meninggal dunia karena tertimpa dinding penahan di underpass kereta Bandara Soekarno-Hatta yang ambruk.
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri