Ide Full Day School Di-Bully, Inilah Wawancara dengan Mendikbud

Ide Full Day School Di-Bully, Inilah Wawancara dengan Mendikbud
Mendikbud Muhadjir Effendy. Foto: dok.JPNN.com

Apakah harus dengan full day?

Sebetulnya namanya tidak otomatis full day school. Saya akui kata full day school ini menyesatkan. Tidak ada penambahan pelajaran dan kegiatan harus menyenangkan.

Lalu seperti apa untuk mewujudkan visi misi Presiden itu?

Untuk membangun karakter bangsa, itu ada butir-butir ukurannya. Total ada 18 butir karakter bangsa. Seperti jujur, mandiri, kreatif, dan cinta tanah air. Nah butir-butir karakter bangsa itu tidak bisa disisipkan semuanya ke mata pelajaran.

Maka dari itu saya kira perlu ada perpanjangan waktu anak berada di sekolah. Bukan berarti jam belajarnya tambah banyak. Tetapi untuk penanaman pendidikan karakter itu bisa melalui kegiatan co-kurikuler atau ekstra kurikuler.

Bapak sempat menyebutkan gagasan full day ini untuk SD dan SMP. Itu kenapa?

Untuk menyelenggarakan pendidikan karakter, Kemendikbud sudah ada panduannya. Untuk jenjang SD pendidikan atau penanaman karakter itu porsinya 80 persen. Sisanya 20 persen untuk pendidikan umum atau pelajaran. Kemudian untuk jenjang SMP porsi pendidikan karakter 60 persen dan untuk pendidikan umum 40 persen. Jadi pendidikan karakter sangat optimal diterimak mulai di level pendidikan dasar (SD dan SMP).

Saat ini respon di masyarakat beragam. Ada yang mendukung dan banyak juga keberatan…

MENDIKBUD Muhadjir Effendy mengaku full day school masih sebatas wacana. Namun, gagasan itu langsung menuai respon luar biasa dari masyarakat. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News