IHSG Masih Berjuang di Tren Negatif

IHSG Masih Berjuang di Tren Negatif
IHSG Masih Berjuang di Tren Negatif

jpnn.com - JAKARTA - Tren negatif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum menunjukkan tanda berakhir. Terlebih bursa saham Amerika Serikat (AS) akhir pekan kemarin terpangkas cukup dalam sehingga potensi IHSG untuk bangkit setelah akhir pekan kemarin ditutup turun 0,619 persen ke level 4.962,960 semakin kecil.

Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan jelang akhir pekan IHSG sempat merasakan kenaikan. Tetapi baru sehari naik kemudian dihajar sentimen negatif. "Melemahnya laju bursa saham AS (Amerika Serikat) sehari sebelumnya setelah pelaku pasar mulai mengkhawatirkan belum pulihnya ekonomi Zona Euro dan akan berakhirnya program stimulus The Fed membawa imbas negatif bagi laju bursa saham Asia dan berimbas negatif pula pada IHSG," ulasnya, Minggu (12/10).

Pelaku pasar yang awalnya berharap pada penguatan lanjutan IHSG berbalik pasang aksi jual. Akhir pekan kemarin, bursa saham AS kembali merah. Penurunan indeks di Wall Street malah semakin dalam. Indeks S&P 500 terkikis 22,08 poin (1,15 persen), indeks Dow Jones turun 115,5 poin (0,69 persen), dan indeks Nasdaq anjlok 102,10 poin (2,33 persen).

Reza mengatakan, bursa saham AS kembali melanjutkan pelemahannya seiring penurunan export and import price index. Di sisi lain, meski The Fed telah memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunganya hingga waktu yang belum ditentukan namun dengan akan berakhirnya program stimulus The Fed membuat pelaku pasar masih diliputi kekhawatiran. "Estimasi awal akan penurunan kinerja emiten teknologi turut memberikan sentimen negatif," ucapnya.

Selain itu penilaian pelaku pasar terhadap belum pulihnya ekonomi Zona Euro dan belum jelasnya proses pemulihan ekonomi di wilayah itu membuat laju bursa saham Eropa lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah. "Di sisi lain, adanya perbedaan pengelolaan ekonomi antara ECB (European Central Bank) yang menginginkan untuk melonggarkan kebijakan ekonomi dan memberikan stimulus serta Jerman yang menginginkan pengetatan kebijakan ekonomi turut memberikan dampak negatif di pasar," ungkapnya.

Maka pada awal pekan ini IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.900-4.945 dan resistance 4.974-4.989. Laju IHSG gagal bertahan di kisaran target support (4.985-4.990) (5.007-5.016) meski akhirnya kembali ke kisaran target tersebut.

"Laju IHSG masih dalam fase penurunan namun jika di akhir pekan sentimen positif masih ada maka IHSG pun berpeluang membentuk tren kenaikan jangka pendek dan melanjutkan kenaikannya meski terbatas. Untuk itu, tetap cermati sentimen yang ada," saran Reza.

Sementara itu nilai tukar Rupiah kembali melemah seiring pelemahan sejumlah laju mata uang emerging market. Meski laju dolar AS (USD) sedang melemah namun berita negatif dari Zona Euro terkait belum jelasnya pemulihan ekonomi di kawasan tersebut membuat laju Euro cenderung lebih tertekan.

JAKARTA - Tren negatif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum menunjukkan tanda berakhir. Terlebih bursa saham Amerika Serikat (AS) akhir pekan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News