Ikhtiar Kemendikbudristek Melestarikan Tradisi & Hidupkan Ekosistem Kebudayaan Sarolangun

Ikhtiar Kemendikbudristek Melestarikan Tradisi & Hidupkan Ekosistem Kebudayaan Sarolangun
Lestarikan tradisi dan hidupkan ekosistem kebudayaan, Kemendikbudristek gelar Festival Junjung Pusako. Foto: Kemendikbudristek

Begitu pula sejumlah murid jenjang SD, SMP, SMA tampak ikut memeriahkan Festival Junjung Pusako dengan berpartisipasi pada senam massal.

Selanjutnya, penanaman pohon Daerah Aliran Sungai (DAS) Desa Tanjung Gagak yang menjadi simbol keikutsertaan masyarakat Sarolangun untuk ikut menjaga kelestarian sungai Batang Hari. Adapun bibit yang ditanam ialah pohon trembesi dan mahoni.

Bachril mengatakan seluruh kegiatan yang muncul dalam festival ini bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan adat istiadat serta sejarah peradaban di sepanjang sungai Batang Hari.

Menurutnya, dengan aktivitas yang menggugah semangat kebudayaan, Festival Junjung Pusako menghadirkan peristiwa ketika setiap individu terhubung lagi dengan sejarah dan warisan tradisi.

Sebagai penutup festival, tampil pertunjukan Merencam, yang menggambarkan tradisi bertanam padi masyarakat Desa Tanjung Gagak.

Proses dimulai dari prosesi merencam dan bertanam, dilanjutkan dengan gambaran kegiatan ketika padi telah masak, di mana padi digiling dengan teknologi tradisional yang dinamakan kisa.

Dari kisa, padi yang telah menjadi bulir ditumbuk oleh para Ibu dengan lesung dan antan. Maka seterusnya beras ditampian dengan menggunakan niru, hinggga akhirnya diperoleh beras bersih yang siap ditanak menjadi nasi.

Dalam kesempatan ini, Al Haris bersama Irini dan Bachril Bakrie mempraktikan merencam benih padi dengan melubangi tanahnya agar dapat ditanami.

Kemendikbudristek bersama Pemkab Sarolangun, Provinsi Jambi, menggelar Festival Junjung Pusako di Desa Tanjung Gagak, Kecamatan Bathin VIII.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News