India Mulai Geser Australia di Pasar Daging Indonesia

Regina mengatakan hal ini membuat perusahaannya mengurangi pesanan ternak dari Australia.
"Kami tidak terlalu optimis. Itu sebabnya kami hanya mengimpor 1.000 ekor sapi per bulan. Jika kondisinya lebih baik kami akan mengimpor lebih banyak," katanya kepada ABC.
"Tahun lalu kami mengimpor 1.500 ekor sebulan. Kami bukanlah pemain besar karena baru memulai pada tahun 2016. Kami tumbuh secara bertahap. Tetapi terkait masalah harga ini pertumbuhan kami sangat lambat," paparnya.
Meskipun harga sapi Australia telah turun lebih 50 sen perkilo sejak awal 2018, kalangan industri asal Indonesia dan Australia menghendaki pengurangan daging kerbau beku asal India. Atau setidaknya, daging kerbau tersebut diidentifikasi secara jelas di pasar daging.
"Kami belum melihat tanda-tanda impor daging kerbau India melambat," kata Regina.
"Kami ingin agar impor daging asal India diatur sehingga tersedia lebih banyak ruang bagi pelaku penggemukan. Jika mereka terus saja mengimpor, tidak akan ada ruang bagi kami untuk bertahan di pasar daging," katanya.
"Saya melihat sendiri sekitar tiga penggemukan ternak sudah tutup karena masa yang sulit saat ini," jelas Regina Hartono.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina