Indonesia Setop Ekspor Listrik EBT, Kemarin Nikel, Selanjutnya Komoditas Ini
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan saat ini pemerintah Indonesia melakukan pelarangan ekspor listrik Energi Baru Terbarukan (EBT).
Hal itu dilakukan guna mengutamakan kebutuhan dalam negeri dan mendorong penggunaan EBT.
"Pemerintah saat ini fokus pada hilirisasi industri dan bagaimana memberikan nilai tambah bagi industri manufaktur, terutama untuk komoditi mineral," ujar Bahlil, Selasa (31/5).
Menurutnya, Indonesia telah berhasil menghentikan ekspor nikel yang telah diinisiasinya sejak 2020 lalu.
Kemudian, disusul tahun ini untuk menghentikan ekspor bauksit dan timah pada 2023 mendatang.
“Ini peluang bersama dalam rangka hilirisasi. Belajar dari nikel, kami terlambat memulai sehingga dikalahkan oleh China. Namun, bauksit dan timah, saya belum buka ke negara manapun. Kalau ini cocok, kita akan menjadi pemain dunia, khususnya untuk timah,” ungkap Bahlil.
Di samping itu, Menteri Perdagangan (Mendag) dan Perindustrian Singapura Gan Kim Yong menyampaikan apresiasinya atas komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan hilirisasi industri.
Yong mengungkapkan Singapura tertarik menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di sektor kesehatan, ekonomi digital, dan ekonomi hijau dalam rangka mewujudkan industri yang berkelanjutan.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan saat ini pemerintah Indonesia melarang ekspor listrik
- Antisipasi Penguatan USD, BUMN Harus Pasang Kuda-Kuda
- Mengenal Rumput Purun, Gulma yang Disulap Nasabah PNM jadi Tas Cantik
- MRT Jakarta Teken Kerja Sama dengan Sojitz Corporation, Nilai Kontrak 4,2 Triliun
- Konflik Iran-Israel Bakal Ancam Ekonomi, Pemerintah Harus Mengantisipasi
- UU Cipta Kerja Wujudkan Ekonomi Indonesia Lebih Inklusif
- Libur Lebaran, Pembangkit Listrik EBT Milik PLN IP Dipastikan Andal