Indonesia Turun Kelas, Hergun: Kebijakan Ekonomi Pemerintah Perlu Dievaluasi

Indonesia Turun Kelas, Hergun: Kebijakan Ekonomi Pemerintah Perlu Dievaluasi
Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan. Foto: Istimewa for JPNN.com

Adapun sepanjang 2019, pertumbuhan ekonomi tercatat hanya tumbuh 5,02 persen, melambat dibanding 2018 yang bisa tumbuh sebesar 5,17 persen.

Lalu, ekonomi makin memburuk ketika memasuki awal 2020, di mana pada kuartal I-2020 pertumbuhan ekonomi turun lagi menjadi 2,97 persen.

Ketua DPP Gerindra itu mengatakan bahwa memang pada 2 Maret 2020 sudah diumumkan adanya kasus Covid-19 untuk yang pertama kali. Tetapi, pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) baru diberlakukan pada 10 April 2020 di Jakarta.

"Hal tersebut memperkuat bukti bahwa penurunan ekonomi pada akhir 2019 hingga awal 2020 belum terkait dengan Pandemi Covid-19," tutur wakil ketua Fraksi Gerindra DPR RI itu.

Baca Juga: AKBP Era Adhinata Mengerahkan 120 Personel, Begini Perintahnya

Hergun juga menjelaskan bahwa posisi Upper Middle Income yang diduduki Indonesia pada pertengahan 2020 sebenarnya hanya tipis di atas batas syarat Upper Middle Income Country.

Di mana, GNI per kapita Indonesia pada 2019 telah naik menjadi 4.050 dollar AS dari posisi tahun sebelumnya sebesar 3.840 dollar AS. Sehingga ketika mengalami penurunan PDB sedikit saja, maka langsung turun kelas.

"Kesimpulan kami, jika ingin kokoh menyandang status sebagai upper middle income country, maka GNI per kapita harus dinaikkan secara signifikan jauh di atas batas syarat upper middle income country," pungkas Hergun. (fat/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

Pandemi Covid-19 tidak bisa jadi pembenaran turun kelasnya Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News