Inflasi Banyuwangi Lima Terendah di Indonesia

Inflasi Banyuwangi Lima Terendah di Indonesia
Inflasi Banyuwangi Lima Terendah di Indonesia

Program 10.000 Kolam Pekarangan tersebut juga ikut mendongkrak produksi perikanan budidaya di Banyuwangi, dari 21.760 ton pada 2012 menjadi 22.748 ton pada 2013.

Adapun untuk komoditas pangan seperti beras, Banyuwangi mengelola stok sehingga tidak terjadi lonjakan harga saat permintaan meningkat seperti saat Lebaran. Setiap tahun Banyuwangi mempunyai surplus beras sekitar 250.000 ton yang dikirim ke berbagai daerah. Berkat pengembangan varietas, produktivitas padi di Banyuwangi melampaui produktivitas nasional. Produktivitas padi Banyuwangi 6,5 ton per hektare, secara nasional produktivitas sekitar 5,5 ton per hektare.

Anas menambahkan, inflasi bukan hanya terkait pengelolaan jumlah uang beredar atau wilayah kebijakan moneter, tapi juga berkaitan erat dengan masalah-masalah kebijakan pemerintah atau wilayah kebijakan fiskal. "Contohnya, inflasi terkait erat dengan kualitas infrastruktur. Jika infrastruktur tak mendukung, biaya distribusi melonjak. Karena itu, kami membangun 300 kilometer jalan tiap tahun. Ke depan terus ditingkatkan karena wilayah Banyuwangi sangat luas dan masih ada yang infrastrukturnya belum memadai," papar Anas.

Dengan mengelola dan mengendalikan laju inflasi, lanjut Anas, daya beli warga akan terjaga. Sehingga, konsumsi bisa terus tumbuh. "Selain investasi baru dan mendorong aktivitas ekspor, konsumsi penting untuk menggerakkan ekonomi," tutur Anas. (eri/mas)

BANYUWANGI - Upaya sinergi pemerintah daerah, perbankan, dan pelaku usaha berbagai bidang di Banyuwangi, Jawa Timur, untuk mengelola laju inflasi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News