Infrastruktur Butuh Rp 77 Triliun
“Mestinya diserahkan saja ke pemerintah daerah (status dan pengaturannya). Sebab, pemerintah daerah yang lebih tahu,” ucapnya.
Berdasar analisisnya, dibutuhkan biaya hingga sekitar Rp 77,7 triliun bagi Kaltim untuk menurunkan nilai incremental capital outflow ratio (ICOR) daerah yang kini berada di kisaran tiga persen.
Persentase ICOR itu adalah rasio modal yang harus ditambah untuk mencapai peningkatan ekonomi.
“Biaya Rp 77,7 triliun itu adalah nilai yang diperlukan untuk menurunkan besaran ICOR Kaltim agar menjadi maksimal dua persen. Nilai modal itu bisa dialokasikan lewat perbaikan infrastruktur dasar, dari kematangan penyediaan jaringan listrik, pemerataan akses jalanan, hingga penyediaan air minum bersih di daerah,” imbuhnya.
Sofyan mengatakan, tidak meratanya pemenuhan infrastruktur dasar di Kaltim tersebut yang membuat nilai ICOR menjadi tinggi.
Jadi, diperlukan investasi besar di Kaltim. Tentu, tidak perlu batu bara lagi yang dijadikan penopang ekonomi.
Sektor lain seperti pertanian merupakan komoditas yang memiliki potensi besar bila digarap maksimal. (mon/lhl/man/k18)
Ketua Pusat Kajian Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah, Universitas Mulawarman (Unmul) Aji Sofyan Effendi menilai, hambatan investasi paling
Redaktur & Reporter : Ragil
- Progres Penyediaan Listrik di IKN Dipastikan Lancar
- Tol Cimanggis-Cibitung Diresmikan Dalam Waktu Dekat
- Tol Terpeka, Jalan Bebas Hambatan Pemacu UMKM Mengejar Ketertinggalan
- Pacu Pemerataan Pembangunan, Bank Mandiri Kucurkan Kredit Infrastruktur Rp 301,77 Triliun
- Gibran dan Pelayanan Masyarakat: Membangun Infrastruktur, Memajukan Kesehatan
- Anies Pilih Upgrade Infrastruktur Mikro untuk Rakyat Ketimbang IKN