Ini Alasan BNP2TKI Tutup Penyalur TKI di Ciputat

Ini Alasan BNP2TKI Tutup Penyalur TKI di Ciputat
Ini Alasan BNP2TKI Tutup Penyalur TKI di Ciputat

Perempuan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menuturkan, sudah berada di tempat penampungan empat bulan. Mengenai kapan disalurkan, ia belum dapat memastikan karena menunggu konfirmasi dari negara yang bersedia untuk menampung. “Kita hanya dijanjikan bersabar saja. Kapan waktunya belum tahu,” katanya.

Perempuan 25 tahun ini juga tidak menampik bila selama tinggal di penampungan ia hidup dengan fasilitas seadanya. Mulai dari tidur di lantai lantaran tidak ada kasur hingga antre di kamar mandi. Di tempat penampungan, hanya ada tujuh kamar mandi yang digunakan 300-an calon tenaga kerja.

“Saya kalau antre mandi dari pukul 05.30 WIB, baru dapat mandi pukul 09.00 WIB,” ungkapnya.

Dirinya mengaku tergiur kerja di luar negeri lantaran gaji yang cukup besar. Gaji pembantu di Malaysia sekira 700 ringgit Malaysia atau dikurs rupiah Rp2,5 juta. Uang tersebut, menurutnya cukup besar untuk membiayai hidup anak di kampung.

“Kerja di luar negeri pilihan terakhir karena di sini sudah tidak ada lagi pekerjaan,” kata perempuan lulusan SLTA ini.

Senada disampaikan Cristin, calon pembantu lainnya. “Di kampung sudah tidak ada lagi pekerjaan. Sementara kebutuhan anak semakin besar. Mau tidak mau, ya jadi pembantu di luar negeri,” kata perempuan asal Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.  

Kepala BNP2TKI Gatot Abdullah Mansyur mengatakan, ada indikasi perdagangan manusia dalam operasi perusahaan pemilik BLK. Pihaknya akan terus melakukan penyelidikan terhadap perusahan-perusahaan itu, apakah ada pelanggaran lain selain mengerjakan pekerja di bawah umur, dokumen yang tidak lengkap dan sejenisnya. Mengenai calon-calon TKI yang masih di bawah umur, akan dipulangkan ke daerah asal oleh BNP2TKI.(RB/radar banten)


CIPUTAT - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menutup balai latihan kerja (BLK) sekaligus penampungan TKI


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News