Ini Alasan Mengapa Sebagian Pemilih di Indonesia Memilih Golput

Ajakan para pendukung paslon untuk memilih paslon idola mereka juga tak membantu. Menurut Ratri, sikap yang makin banyak dilihatnya menjelang hari pemungutan suara itu malah membuatnya kesal.
"Terus terang saja, buat yang sudah mantap (golput) paling cuma merasa terganggu saja."
"Tapi buat yang swinging voters, itu ngaruh ke keputusan mereka. Golput dinyinyirin tapi pengen diminta suaranya," keluh perempuan pegawai swasta yang hanya pernah menunaikan hak pilihnya dua kali ini.
Senada dengan Ratri, Cinta (bukan nama sebenarnya) juga tidak sepakat dengan ajakan memilih kandidat yang kurang buruk ketimbang menjadi golput.
"Lesser evil is still evil (kurang buruk tetaplah buruk). Lagipula saya juga enggak terlalu yakin yang mana yang lesser (kurang buruk)," tuturnya kepada ABC sembari tersenyum.
"Dua-duanya buat saya sama saja."
Bagi perempuan 31 tahun ini golput adalah sikap politik yang muncul dari kesadaran kritis dan pemikiran mendalam yang panjang.
"Saya melihat bahwa negara hari ini tidak menjalankan kewajibannya untuk melindungi dan menjalankan kepentingan rakyat."
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina