Ini Omongan JK soal Negara-negara yang Gampang Digarap ISIS

Ini Omongan JK soal Negara-negara yang Gampang Digarap ISIS
Wapres Jusuf Kalla. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan paham-paham radikalisme seperti ISIS mudah masuk dan menyebar ke negara-negara yang lemah. Terutama negara-negara yang baru melewati masa peperangan dan mengalami banyak kemunduran usai perang.

Ia mencontohkan negara Irak dan Syria yang berperang dan berakhir dengan kelumpuhan negara-negara tersebut.

"Suka atau tidak jatuhnya Saddam menyebabkan seluruh struktur di Irak berubah dan hancur. Akibatnya gerakan apa pun mudah timbul di Irak. Kemudian jadi ISIS. ISIS masuk lewat kelemahan negara, maka terjadilah seperti ini," ujar JK di konferensi internasional tentang ISIS dan terorisme di Jakarta, Senin (23/3).

Selain itu, JK juga mencontohkan aliran lainnya seperti Alqaeda yang muncul di Afganistan setelah perang terjadi di negara itu.

Awalnya, kata JK, Alqaeda muncul dengan niat baik dan ingin membebaskan Afganistan dari pengaruh komunis dan pendudukan Rusia. Hal ini, sambungnya,  didukung banyak negara termasuk negara barat dan lainnya dengan memberikan senjata lengkap. Namun, setelah itu Alqaeda berubah dengan masuknya ideologi radikalisme.

"Ideologis itu sama seperti virus yang masuk saat tubuh lemah. ISIS juga sama seperti Alqaeda terjadi di negara-negara yang lemah. Ini menimbulkan bahaya dan ketakutan dunia internasional," kata dia.

Oleh karena itu, kata JK, jika ingin menyelesaikan radikalisme seperti paham ISIS perlu melihat kembali akar masalah yang melemahkan negara-negara penganut ajarannya. Terutama faktor ekonomi dan politik di negara-negara tersebut.

"Kita harus pahami kenapa itu terjadi. Itu kesalahan bersama pada dunia ini yang menyebabkan itu. Pemerintahan yang otoriter di Timur Tengah akibat lumpuhnya pemerintahan, membuat virus itu mudah masuk," tandas JK. (flo/jpnn)

JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan paham-paham radikalisme seperti ISIS mudah masuk dan menyebar ke negara-negara yang lemah. Terutama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News