Ini Tahapan Buka FDR Black Box Hingga Sajikan Percakapan

Ini Tahapan Buka FDR Black Box Hingga Sajikan Percakapan
PERANTI PENTING: Anggota TNI memindahkan Black Box Air Asia QZ8501 dari KRI Banda Aceh ke kotak khusus yang berisi air. (12/1). Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

”Nantinya dimodelkan. Jadi, kami suguhkan percakapan dan ada gambar pesawat. Ketika percakapan ini, posisi pesawat seperti apa bisa terlihat,” jelasnya.   

Mardjono menegaskan, meski hanya FDR yang didapat, tim bisa bekerja. Pasalnya, data pendukung yang lain bisa mereka peroleh dari Prancis atau pabrik pembuat spare part Airbus.

Dia mengungkapkan, dalam penyelidikan kecelakaan pesawat, tim harus mempertimbangkan negara tempat terjadinya kecelakaan, negara pembuat pesawat, dan tempat spare part pesawat itu dibuat. ”Itu data-data yang bisa didapatkan tanpa menunggu CVR,” jelasnya.

Bukan hanya itu. Tim juga akan mencari data pilot. Mulai dari mana dia berasal sampai riwayat penerbangannya. Berapa kali pilot menjalani training juga akan diteliti. ”Karena kami butuh banyak untuk memastikan penyebab jatuhnya pesawat,” ujarnya.

Namun, dia berharap CVR dapat segera ditemukan. Sebab, jika dua peranti di dalam black box bisa ditemukan, penyidikan akan bertambah cepat selesai.

Dia menjelaskan, investigasi membutuhkan waktu paling sebentar setahun. ”Memang cukup lama karena penyelidikan harus dilakukan terhadap seluruh data,” ujarnya. Sesuai prosedur, jika dalam waktu setahun penyelidikan belum juga selesai, tim investigasi harus melaporkan kendala ataupun hambatan. ”Tapi, kami harap enggak sampai setahun selesai,” katanya. (gun/sep/riq/aph/bil/c10/kim)

 

 


JAKARTA - Ketua Tim Investigasi AirAsia QZ8501 Mardjono Siswosuwarno menjelaskan, meski sudah berada di laboratorium, flight data recorder (FDR)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News