Ini Tantangan Besar Kontraktor Gas di Natuna

Ini Tantangan Besar Kontraktor Gas di Natuna
Ilustrasi. Foto: JPNN

Sebab, semua fasilitas tersebut harus dibangun di tengah laut. Belum lagi, jarak antara ladang gas dan konsumen sangat jauh. ’’Pemrosesan khusus untuk CO2 itu merupakan yang terbesar di dunia,’’ ungkapnya.

Jika kendala teknis tersebut teratasi, kontraktor menghadapi kendala nonteknis. Harga gas yang dihasilkan lapangan East Natura akan lebih mahal daripada gas dengan kandungan CO2 yang rendah.

Meski demikian, tutur Wirat, bila pengembangan East Natuna berhasil, dampaknya akan sangat positif. Suplai gas untuk kawasan Sumatera dan Jawa akan makin andal. Pipa gas bisa ditarik ke Kalimantan Barat yang memiliki banyak smelter mineral. Masuknya gas membuat proses industri menjadi lebih murah.

Saat ini, konsorsium Pertamina, Exxon Mobil, dan PTT Exploration and Production melakukan studi pengembangan Blok East Natuna. Namun, Dirut Pertamina Dwi Soetjipto mengaku, tingginya kandungan karbondioksida menjadi kendala utama.

Biaya untuk kembali menyuntikkan karbondioksida ke perut bumi sangat mahal. ’’Kami mencari jalan keluarnya. Tujuannya, porsi sharing investor, operator, dan pemerintah lebih ekonomis,’’ jelasnya.

Pemerintah berharap lapangan gas Natuna Timur segera berproduksi. Wirat menyebutkan, Natuna Timur bisa onstream sepuluh tahun mendatang. ’’The sooner, the better,” pungkasnya. (dim)


JAKARTA – Gas alam di perut Natuna Timur akan dikeluarkan secara besar-besaran oleh Kementerian ESDM. Potensi gas dari wilayah di Kepulauan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News